MANAJEMEN ENERGI
Pengertian Energi
Energi
merupakan sumber daya yang digunakan oleh manusia untuk melakukan suatu
kegiatan dengan tujuan tertentu. Dengan adanya energi yang terdapat di bumi ini
manusia dapat mengolah dan memanfaatkanya untuk proses kehidupan. Energi yang paling
utama disebut energi primer yaitu energi yang masih berupa sumber daya alam
yang masish asli. Kemudian manusia dituntut untuk bisa mengolah energi primer
tersebut dengan tekn ologi yang ada sehingga energi tersebut dapat digunakan.
Banyak
sekali energi yang terdapat dibumi ini. Namun sumber daya manusia yang terbatas
menyebabkan pengolahan energi tidak dapat maksimal. Selain itu pengetahuan
manusia akan pemanfaatan energi juga masih kurang. Manusia cenderung hanya
menggunakan dari pada memproduksi energi. Oleh karena itu pengetahuan mengenai
manajemen energi sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan adanya pemahaman
mengenai manajemen energi, maka energi dapat digunakan semaksimal mungkin dan
sehemat mungkin.
B. Latar Belakang Manajemen Energi
Manajemen
energi adalah suatu penerapan ilmu manajemen di bidang energi untuk
meningkatkan efektifitas pemakaian energi oleh manusia maupun oleh perusahaan
industri. Selain itu manajemen industri juga mempelajari cara penggunaan suatu
energi agar dapat seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan dari perseorangan
maupun kegiatan dari perusahaan industri.
Manajemen
energi dalam suatu industri sangat diperlukan sebagai upaya untuk meningkatkan
daya saing industri tersebut. Selain itu dengan adanya manajemen energi di industri
dapat meningkatkan keuntungan baik dari sektor financial maupun sektor
lingkungan. Dari sektor financial dengan penerapan ilmu manajemen energi maka
dengan menggunakan energi seminimal mungkin untuk memperoleh keuntungan
semaksimal mungkin. Dari sektor lingkungan dengan penerapan Sebagaimana yang kita tahu bahwa,
sumber utama pembakaran bahan bakar fosil atau kegiatan manusia yang berkaitan
dengan penggunaan energy dapat menimbulkan pemanasan global yang mengkhawatirkan
masyrakat yang ada di bumi saat ini. Tanpa adanya manajemen energi dalam suatu
perusahaan industri tidak dapat beroperasi dengan baik, cenderung merugi dan
dapat merusak lingkungan sekitar.
Dalam
sistem Manajemen energi dimulai dari sistem pengolahan energi hingga pemakaian
energi tersebut. Dalam sistem pengolahan energi manusia harus bisa mengolah
suatu energi primer menjadi bentuk energi lain tanpa harus mengorbankan energi
lain, sehingga dari pengolahan tersebut dapat dihasilkan beberapa macam bentuk
energi yang berdaya guna untuk manusia maupun untuk kepentingan industri. Dalam
sistem pendistribusian energi juga harus dituntuk dengan manajemen energi,
sehingga biaya yang diperlukan sedikit/ hemat dan energi yang didistribusikan
utuh sampai ditempat tujuan. Dalam
pemanfaatan/ penggunaan energi ilmu manajemen energi dapat diterapakan supaya
dalam penggunaan energi tidaka bnerlebihan dan dapat sminimal mungkin, sehingga
diperoleh keuntungan yang besar. Selain itu upaya pengelolaan energi tersebut
agar tidak mencemari/ merusak lingkungan sekitar.
C.
Prinsip
Dasar Manajemen Industri
Prinsip-prinsip
dasar manajemen energi adalah suatu hal yang sangat luas jangkauannya karena
dengan prinsip-prinsip dasar ini akan sangat membantu dalam cara pendekatan
terhadap problem yang akan dihadapi. Prinsip-prinsip dasar itu dapat mempersiapkan
dasar untuk pendekatan yang rasional dan penjabaran yang lebih terperinci
tentang energi yang dibutuhkan. Salah satunya adalah melihat data historis
tentang pemakaian energi. Kadang-kadang terjadi variasi musiman atau perubahan
pemakaian energi yang mendadak turun karena terjadi kerusakan mesin atau
pemeliharaan mesin tetapi hal itu tidak diketahui. Dengan melihat kembali
data-data historis dapat diketahui hal-hal ynag sebelumnya tidak jelas dan
bahkan dapat memberikan saran untuk mengkombinasikan beberapa proses operasi
yang dapat menghemat pemakaian bahan bakar. Dengan energi audit akan didapat
data pemakaian energi yang terinci dari suatu proses atau mesin tertentu dan
dapat terlihat pemakaian energi yang tidak efisien. Dengan meningkatnya
pemeliharaan pada suatu perusahaan atau organisasi biasanya akan menghemat
pemakaian bahan bakar. Peralatan baru yang lebih efisien dapat menggantikan
peralatan lama yang kurang efisien yang tidak akan mengurangi kualitas
produksinya bila dibandingkan dengan proses lama yang kurang efisien. Manajemen
energi berusaha untuk memanfaatkan energi, mengurangi kehilangan dan
menggunakan kembali proses yang tersisa yang telah dibuang dari suatu proses
atau peralatan. Bahan yang ekonomis maksudnya menggunakan kembali bahan-bahan
sisa, mengurangi sampah dan perencanaan bahan sisa, perencanaan produksi yang
mempertimbangkan penggunaan kembali bagian yang terbuang.
Berikut prinsip-prinsip dasar
manajemen energi :
1.
Perencanaan/ Planning.
Perencanaan adalah suatu kegiatan membuat
tujuan dalam sistem manajemen energi. Perencanaan diikuti dengan berbagai
kegiatan sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan yang telah direncanakan. Dalam
hal manajemen energi perencanaan sangat penting karena merupakan hal dasar
untuk pengolahan energi. Dalam sistem manajemen energi perencanaan menyangkut
barbagai bidang mulai dari pengolahan energi primer, pemanfaatan energi, hingga
pengelolaan energi tersebut. Sehingga energi dapat digunakan secara maksimal
tanpa merugikan pihak-pihak yang bersangkutan.
2.
Pengorganisasian /
Organizing.
Pengorganisasian
adalah suatu kegiatan pengaturan dalam sistem manajemen energi. Dalam upaya
pengaturan energi bertujuan untuk penghematan energi, karena dengan adanya
pengaturan maka dapat diketahui energi yang dibutukan dan energi yang tidak
dibutuhkan sehingga energi tidak terbuang sia-sia.
3.
Pengarahan / Directing.
Pengarahan adalah
suatu kegiatan menata/ mengelola untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi energi.
Dengan adanya pengarahan maka energi dapat dikelola dengan baik sehingga energi
bermanfaat dengan sempurna.
4.
Pengendalian/
controlling.
Pengendalian adalah
suatu kegiatan untuk mengatur pemakaian energi yang ada. Dengan adanya
pengendalian maka suatu dapat termonitoring dalam pemakainya. Bentuk
pengendalian energi seperti pembatasan penggunaan energi tertentu, konversi
energi, dll. Sehingga energi yang ada akan selalu terjaga kelestarianya.
D.
Penerapan
Prinsip Dasar dalam Manajemen Enegi Listrik
Penerapan
dalam manajemen energi listrik yaitu dengan melakukan audit energi listrik. Audit
energi listrik merupakan satu usaha pengamatan yang dilakukan secara berkala
atau rutin untuk memberikan informasi atau profil penggunaan energi listrik
pada proses atau alat tertentu. Menurut Craig B Smith, 1981, dalam buku Energy Management Principle, mengartikan
bahwa Audit energi adalah pngidentifikasian penggunaan energi pada proses dan
alat atau mesin tertentu dengan fokus pada operasi yang tidak efisien.
Kegiatan
audit energi listrik awal meliputi pengumpulan data energi bangunan dengan data
yang tersedia dan tidak melakukan pengukuran. Kegiatan audit energi listrik
awal yaitu merupakan dokumentasi bangunan, gambar teknik bangunan sesuai
konstruksi yang terdiri dari :
·
Denah tampak potongan bangunan seluruh lantai.
·
Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.
·
Diagram garis tunggal listrik, lengkap dengan penjelasan
penggunaan daya listrik dan besarnya penyambungan daya listrik PLN.
Selaian melakukan audit energi listrik penerapan energi
listrik juga dapat dilakukan dengan cara melakukan penghematan energi listrik.
Penghematan energi listrik dapat dilakukan di semua aspek bidang, mulai dari
yang berskala kecil hingga yang berskala besar, sehingga dengan melakukan
penghematan energi listrik maka secara otomastis akan memangkas kegiatan
operasiobal dari sebuah industri.
E.
Contoh
Penerapan Dalam Industri
1. Peninjauan ulang sistem teknis
dan perbaikan arsitektur bangunan.
Kebanyakan gedung-gedung besar menggunakan alat
pendingin (AC) yang merupakan beban listrik paling besar. Salah satu beban
pendinginan yang besar adalah sinar matahari yang langsung masuk ke dalam
ruang, terutama antara jam 10 pagi sampai jam 15. Dengan memasang penghalang
sinar matahari pada sisi timur dan barat di luar gedung pada sudut
jam 10 dan jam 14, akan bisa sangat mengurangi secara drastis beban
pendinginan. Dengan mengurangi alat pendingin maka beban listrik yang
dikonsumsi akan berkurang. Selain itu Perambatan panas matahari melalui dinding
dapat dikurangi dengan menambah isolator panas. Isolator panas yang cukup baik
adalah udara. Udara dingin yang keluar atau udara panas yang masuk
sama-sama memboroskan energi. Dengan melakukan peninjauan ke lapangan, ke
setiap ruang, selalu akan dapat diperoleh beberapa lubang kebocoran
udara dingin dengan udara panas yang harus segera ditutup.
2. Perbaikan prosedur
operasionil secara manual.
Beberapa prosedur operasional yang dapat dengan mudah
dilaksanakan antara lain: mewajibkan kepada para pemakai gedung untuk selalu
mematikan lampu atau AC jika sedang tidak ada orang, mematikan lampu yang dekat
jendela kaca pada siang hari, tidak menyalakan pompa pada jam 18-23 karena
harga listrik lebih mahal, selalu menutup pintu dan jendela yang memisahkan
ruang berAC dengan yang tidak, selalu
memeriksa lampu jalan dan lampu taman yang sering lupa untuk dimatikan pada
siang hari. Prosedur operasional yang tampaknya sederhana ini ternyata dalam
pelaksanaannya tidaklah semudah seperti yang dikatakan. Diperlukan petunjuk,
teguran, pengawasan yang terus menerus dan melibatkan banyak orang, sampai
menjadi suatu kebiasaan atau budaya hemat listrik.
3.
Perbaikan prosedur operasionil secara
otomatis.
Cara seperti
no 2 di atas masih mudah dan bisa dilaksanakan untuk gedung pendek atau pabrik
kecil, dan akan menjadi sulit dilaksanakan untuk gedung 25 lantai atau pabrik
lebih besar dari 5000m2. Untuk mengatasi kesulitan ini, telah tersedia banyak
jenis sensor dan actuator untuk berbagai keperluan. Sensor level cahaya, sensor
pintu sedang terbuka/tertutup, sensor keberadaan seseorang di dalam ruangan,
pengatur waktu otomatis, dan lain sebagainya bisa dirangkai dan dikombinasikan
untuk mencapai tujuan penghematan listrik. Konfigrasi jaringan sensor juga bisa
direncanakan dengan seksama. Bahkan sekarang juga telah tersedia teknologi
addressable sensor, actuator dan monitor. Setiap unit bisa diberi address, dan
hubungan antar unit cukup dilihat sebagai antar address. Selama addressnya
sama, dimanapun berada, selalu bisa saling berhubungan. Semua koneksi
komunikasi dilakukan secara paralel dengan cukup menggunakan 2 kabel telepon
biasa. Jika Ruang Rapat tersebut kosong dalam waktu 10 menit, maka semua yang
berhubungan dengan address yang sama akan mati semua. Petugas jaga di ruang
monitor mempunyai kuasa untuk mematikan semua yang berhubungan dengan adress
tersebut. Semua dilakukan dengan cara yang sangat
sederhana. Salah satu kelemahan sistem otomatisasi terletak pada SDM yang
sering gaptek (gagap teknologi) program komputer, baik pada sisi operator
maupun manajemen.
4.
Pemasangan alat penghemat listrik di
seluruh instalasi.
Pada prinsipnya kebanyakan beban
(peralatan yang memakai listrik), selalu bisa dihemat listriknya walau sedikit.
Di sini diperlukan kejelian dan keahlian untuk menentukan memilih jenis beban
dan alat yang sesuai untuk penghematan. Beban lampu pijar, lampu neon, pemanas,
unit AC, motor, dan lain-lain, semuanya mempunyai alat
penghemat yang spesifik/unik berdasarkan kinerja beban, schedul pemakaian
beban. Dalam persoalan ini, yang lebih penting adalah multiplier effect dari penghematan
yang kecil-kecil ini, yang sudah terbiasa dengan penghematan secara parsial.
Berapa tingkat penghematan total yang bisa diperoleh untuk suatu instalasi,
hanya bisa diestimasi berdasarkan statistik dari banyak program/ proyek yang
pernah dilakukan. Perusahaan yang bergerak dalam bidang penghematan energi
listrik mempunyai rahasia angka yang tidak bisa
dibuka terhadap clientnya. Perusahaan Kontraktor Penghemat Biaya Listrik
melakukan audit energi yang biasa dipakai, mencari peluang kemungkinan di mana
saja bisa dilakukan penghematan, menghitung/estimasi besar penghematan,
menjamin besar penghematan dalam persen, menghitung waktu pengembalian modal
(payback period). Dengan cara ini,
tingkat penghematan yang bisa dicapai antara 5-20%.
5.
Perbaikan kwalitas daya listrik.
Untuk mengoptimalkan energi listrik diantaranya
dengan meningkatkan faktor daya atau disebut perbaikan faktor daya.
Faktor daya yang buruk mengakibatkan konsumsi daya reaktif yang sangat besar.
Pada industri, penggunaan daya reaktif ini akan dikenakan biaya jika faktor
dayanya dibawah 0,85 sesuai standar yang telah ditetapkan PT. PLN (persero).fPenggunaan beban-beban reaktif dalam suatu sistem
tenaga listrik akan mengakibatkan menurunnya faktor daya (cos Untuk mengurangi bahkan menghilangkan biaya
pemakaian kVAR tersebut dapat dilakukan melalui perbaikan faktor daya dengan
pemasangan kapasitor dengan mengkompensasi beban-beban induktif. Kapasitor ini
akan berfungsi sebagai sumber daya reaktif sehingga beban tidak lagi menyerap
daya reaktif dari PLN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar