Kebutuhan terhadap teknologi canggih sekarang ini ternyata tidak hanya melanda orang dewasa. Anak-anak usia sekolah dasar pun sudah tanggap terhadap teknologi canggih yang kini semakin tak terpisahkan dari hidup manusia modern, khususnya bagi mereka yang tinggal di kota besar. Tetapi, apakah hal ini baik untuk anak-anak yang seringkali belum bisa membedakan mana yang baik dan buruk?
Dalam sebuah studi, terungkap fakta bahwa anak-anak menjadi begitu
akrab dengan teknologi canggih karena orang tua mereka yang sibuk
bekerja, sehingga sering tidak punya waktu untuk berkomunikasi secara
langsung. Maka, teknologi 'pun menjadi salah satu alat agar orang tua
dapat berkomunikasi secara intensif dan sekaligus memantau anak mereka
ketika mereka bekerja. Maka, muncullah persentase 25% orang tua di
dunia kini lebih banyak berkomunikasi dengan anak mereka melalui
teknologi ketimbang komunikasi langsung.
Fakta itu bisa jadi menjadi sebuah indikasi bahwa kini teknologi canggih semakin membantu peran orang tua dalam memberikan afeksi dan pendidikan kepada anak-anak mereka. Namun, tekhnologi canggih (gadget, misalnya) harus benar-benar diwaspadai ketika itu berada di tangan anak-anak. Sebab, sederet kemudahan dan hiburan yang dipersembahkan oleh gadget bisa berakibat buruk bagi anak. Misalnya, anak akan menjadi sangat fokus pada gadget dan semua kenyamanan dan hiburan di dalamnya, sehingga tak acuh pada lingkungan sekitarnya, bahkan pada keluarga dan orang tuanya. Dan, yang patut benar-benar diwaspadai, jangan sampai gadget membuat anak Anda lebih mengenal gadget ketimbang perhatian dari orang tuanya. Dan, pada kasus yang ekstrim, bisa jadi anak Anda akan lebih sayang kepada gadget mereka, ketimbang Anda.
Salah satu penelitian menunjukkan bahwa gadget bisa jadi berperan besar dalam pembentukan anak nakal. Misalnya, secara alamiah, anak-anak menyukai suara yang meriah dan gadget memberikan respon secara langsung terhadap kebutuhan tersebut. Ketika anak Anda tidak terhubung dengan gadget, mereka akan mencari suara itu dari sumber lainnya. Akhirnya, anak Anda akan mencari respon suara itu dalam bentuk lainnya, salah satunya dari suara Anda ketika marah. Dan, menurut penelitian itu, konon respon suara marah itu ternyata dapat membuat anak Anda merasa diperhatikan. Maka, terancam 'lah mental anak Anda jika mereka menilai marah sebagai bentuk perhatian.
Maka, keseimbangan adalah hal yang paling dibutuhkan dalam hal ini.
Kecanggihan teknologi yang semakin memudahkan hidup Anda dan keluarga seharusnya dapat membuat hubungan keluarga semakin erat, dan bukan sebaliknya. Karenanya, ada baiknya jika Anda selalu meluangkan waktu lebih untuk memperhatikan anak-anak Anda dan memberikan penjelasan yang sesuai dan mudah dipahami oleh anak Anda mengenai fungsi gadget yang sebenarnya. Sebab, Anda tentu tak ingin kasih sayang anak Anda teralih kepada gadget, bukan?
Fakta itu bisa jadi menjadi sebuah indikasi bahwa kini teknologi canggih semakin membantu peran orang tua dalam memberikan afeksi dan pendidikan kepada anak-anak mereka. Namun, tekhnologi canggih (gadget, misalnya) harus benar-benar diwaspadai ketika itu berada di tangan anak-anak. Sebab, sederet kemudahan dan hiburan yang dipersembahkan oleh gadget bisa berakibat buruk bagi anak. Misalnya, anak akan menjadi sangat fokus pada gadget dan semua kenyamanan dan hiburan di dalamnya, sehingga tak acuh pada lingkungan sekitarnya, bahkan pada keluarga dan orang tuanya. Dan, yang patut benar-benar diwaspadai, jangan sampai gadget membuat anak Anda lebih mengenal gadget ketimbang perhatian dari orang tuanya. Dan, pada kasus yang ekstrim, bisa jadi anak Anda akan lebih sayang kepada gadget mereka, ketimbang Anda.
Salah satu penelitian menunjukkan bahwa gadget bisa jadi berperan besar dalam pembentukan anak nakal. Misalnya, secara alamiah, anak-anak menyukai suara yang meriah dan gadget memberikan respon secara langsung terhadap kebutuhan tersebut. Ketika anak Anda tidak terhubung dengan gadget, mereka akan mencari suara itu dari sumber lainnya. Akhirnya, anak Anda akan mencari respon suara itu dalam bentuk lainnya, salah satunya dari suara Anda ketika marah. Dan, menurut penelitian itu, konon respon suara marah itu ternyata dapat membuat anak Anda merasa diperhatikan. Maka, terancam 'lah mental anak Anda jika mereka menilai marah sebagai bentuk perhatian.
Maka, keseimbangan adalah hal yang paling dibutuhkan dalam hal ini.
Kecanggihan teknologi yang semakin memudahkan hidup Anda dan keluarga seharusnya dapat membuat hubungan keluarga semakin erat, dan bukan sebaliknya. Karenanya, ada baiknya jika Anda selalu meluangkan waktu lebih untuk memperhatikan anak-anak Anda dan memberikan penjelasan yang sesuai dan mudah dipahami oleh anak Anda mengenai fungsi gadget yang sebenarnya. Sebab, Anda tentu tak ingin kasih sayang anak Anda teralih kepada gadget, bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar