Jumat, 29 November 2013

Organisasi pemerintahan negara

Tatanan Organisasi Pemerintahan Negara
          Tatanan organisasi pemerintahan negara adalah sejumlah oraganisasi atau lembaga yang dibentuk dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara,, berupa organisasi kenegaraan dan organisasi pemerintahan. Tatanan organisasi pemerintahan pada suatu negara dipengaruhi oleh bentuk negara dan sistem pemerintahan yang dianut, selain dipengaruhi bentuk negara dan sistem pemerintahan , tatanan organisasi pemerintahan negara juga dipengaruhi oleh tata nilai yang dianut berupa falsafah, cita-cita dan tujuan bernegara serta perkembangan lingkungan stratejik yang dihadapi baik dalam tataran nasional maupun internasional.
B.     Tatanan Organisasi Kenegaraan
1.      Prinsip-Prinsip Penataan Lembaga-Lembaga Negara
          Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penataan lembaga negara, agar setiap oraganisasi pemerintahan negara dapat melaksanakan tugas secara proporsional, baik, dan efektif.
a.  Prinsip Kesatuan Pemerintahan
          Konsekuensi dari prinsip ini ialah menempatkan presiden sebagai kepala pemerintahan negara yang mempunyai wewenang menetapkan pengangkatan ataupun pemberhentian kepala daerah berdasarkan usulan DPRD, selain itu, prinsip kesatuan pemerintahan juga ditandai dengan dilaksanakannya azas dekosentralis dalam penyelenggaran pemerintahan, yaitu pelimpahan wewenang dari pemerintahan pusat kepada wakilnya atau kepada perangkat pusat didaerah.
b. Prinsip Kedaulatan Rakyat
          Dalam negara demokrasi, kedaulatan ada ditangan rakyat, kedaulatan dilaksanakan dari, oleh dan untuk rakyat. Prinsip kedaulatan rakyat ini melahirkan beberapa lembaga-lembaga perwakilan rakyat, seperti MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Prinsip kedaulatan rakyat juga ditandai dengan partisipasi rakyat dalam penyelengaraan pemerintahan dan pembangunan di seluruh wilayah negara melalui organisasi pemerintah pusat.
c.  Prinsip Presidensil
          Dalam prinsip ini presiden merupakan kepala pemerintahan. Yang berwenang membentuk dewan menteri yang disebut kabinet yang terdiri dari para menteri.
d. Prinsip Pembagian Daerah
          Berdasarkan prinsip ini wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesi dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi menjadi atas kabupaten dan kota.
e.  Prinsip Desentralisasi
          Prinsip ini mengandung makna dan implikasi penyerahan kewenangan dalam penyelenggaraan kekuasaan negara, dengan maksud untuk mencapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas pemerintahan berupa peningkatan kesejahteraan dan pemberian pelayananan kepada masyarakat dimasing-masing daerah.
f.  Prinsip Supermasi Hukum
          Prinsip ini merupakan syarat bagi seluruh aparatur kenegaraan dan pemerintahan serta masyarakat wajib mematuhi dan menjunjung tinggi hukum serta selalu berupaya menegakan hukum demi terwujudnya keadilan.
g. Prinsip Pertanggungjawaban
          Dalam prinsip ini setiap penyelengara negar oleh lembaga negar wajib dipertanggung jawabkan kepada publik baik darai segi hasil maupun dari segi finansial melalui pemeriksaan keuangan dan penilaian atas kinerja yang diperoleh.
2.      Lembaga-Lembaga Negara
a.  Majelis Permusyawaratan Rakyat
          MPR mempunyai wewenang mengubah dan menetapkan UUD, serta melantik dan memberhentikan presiden dan Wakil Presiden. Masa kerja anggota MPR adalah 5 tahun. Anggota MPR terdiri dari anggota-anggota DPR dan anggota-anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum. MPR mempunyai alat kelengkapan seperti: Pimpinan, Badan Pekerja Majelis, Komisi dan Panitia ad hoc.
b. Presiden
          Presiden merupakan pemegang kekuasaan pemerintahan. Dalam melakukan kewajiban-kewajibannya, presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden selain itu presiden juga dibantu oleh para mentri yang disebut dengan kabinet.
Wewenang, kewajiban, dan hak Presiden antara lain:
Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU.
Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan yang memaksa)
Menetapkan Peraturan Pemerintah
Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR
Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR
Menyatakan keadaan bahaya.
Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR
Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung
Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR
Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU
Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah
Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial dan disetujui DPR
Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR, dan Mahkamah Agung
Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.
c.       Dewan Perwakilan Rakyat
          DPR mempunyai Fungsi legalisasi dan fungsi anggaran serta fungsi pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara. Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum, anggota DPR sekaligus merupakan anggota MPR, dan anggota DPR juga mempunyai bebrapa hak, yaitu; hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Alat kelengkapan DPR terdiri atas: Pimpinan, Badan Musyawarah, Komisi, Badan Legislasi, Badan Anggaran, Badan Akuntabilitas Keuangan Negara, Badan Kehormatan, Badan Kerjasama Antar-Parlemen, Badan Urusan Rumah Tangga, Panitia Khusus dan alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna.
d.      Dewan Perwakilan Daerah
Tugas dan wewenang DPD antara lain:
Mengajukan kepada DPR Rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. DPR kemudian mengundang DPD untuk membahas RUU tersebut.
Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN dan RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota Badan Pemeriksa Keuangan.
Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama.
Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari BPK untuk dijadikan bahan membuat pertimbangan bagi DPR tentang RUU yang berkaitan dengan APBN.
          Anggota DPD juga memiliki hak menyampaikan usul dan pendapat, membela diri, hak imunitas, serta hak protokoler.
e.  Badan Pemeriksa Keuangan
          BPK melaksanakan fungsi auditif, yaitu pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara. Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden. Untuk melaksanakan tugasnya anggota BPK dibantu oleh unsur pelaksana badan yang terdiri dari Sekretariat Jendral, Inspektorat, Auditor, dan Staf Ahli.
f.  Mahkamah Agung
          MA berwenang memeriksa dan memutus pada tingkat kasasi, sengketa tentang kewenangan mengadili, permohonan peninjauan kembali dan menguji materi peraturan-peraturan perundang-undangan dibawah UU terhadap UU. Susunan MA terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan Ketua Muda serta Hakim Anggota. Calon Hakim diusulkan oleh KY kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan oleh presiden.
g. Mahkamah Konstitusi
          kewajiban dan wewenang MK adalah: Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden. MK mempunyai 9 orang hakim konstitusi yang ditetapkan oleh presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh MA, tiga orang oleh DPR dan tiga orang oleh Presiden.
h. Bank Sentral
          Fungsi Bank Sentral dilaksanakan oleh bank indonesia. Dalam menjalankan tugasnya, BI dipimpin oleh dewan gubernur. Dewan Gubernur terdiri atas Seorang Gubernur, seoarng Deputi Gubenur Senior dan Sekurang-kurangnya empat orang atau sebanyak-banyaknya tujuh orang deputi gubernur.
C.     Tatanan Organisasi Pemerintah
1. Prinsip-prinsip Pengorganisasian
a.  Prinsip Kejelasan Tujuan
          Dalam setiap oraganisasi pemerintahan harus memiliki tujuan organisasi yang dirumuskan secara jelas dan terkait dengan tujuan bernegara yang telah ditetapkan dalam konstitusi negara.
b. Prinsip Kemitraan dan Pemberdayaan dengan Masyarakat
          Prinsip ini menekan adanya peran aparatur negara dan masyarakat dalam penyelenggaraan negara untuk melakukan pelayanan publik yang biasa dilakukan pemerintah melalui kemitraan sehingga struktur organisasi dapat menjadi sederhana dan efisien.
c.  Prinsip Pembagian Tugas
          Dalam prinsip ini semua tugas pemerintahan negara dibagi kedalam tugas-tugas organisasi atau satuan organisasi dibawahnya sehingga tidak ada tugas yang tidak ditangani oleh lembaga pemerintah.
d. Prinsip Koordinasi
          Prinsip ini menekankan keharusan adanya saling hubungan antar unit organisasi atau antar lembaga, sehingga tercipta kesatuan arah, dan keserasian kebijakan, serta tindakan dalam mencapai tujuan nasional.
e.  Prinsip Keberlangsungan Tugas.
          Prinsip ini menekankan bahwa dalam pengorganisasian perlu dipertimbangkan adanya kepastian bahwa tugas-tugas yang diemban akan terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
f.  Prinsip Proporsionalitas.
          Prinsip ini menekankan bahwa dalam menyusun organisasi harus diperhatikan keserasian hubungan dan kewenangan baik internal maupun eksternal, beban tugas, kemampuan dan sumber daya yang ada.
g. Prinsip Keluwesan
          Prinsip ini menekankan bahwa desain suatu tugas organisai perlu disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan lingkungan stratejik sehingga organisasi dapat berkembang sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan stratejik.
h. Prinsip Pendelegasian dan Penyerahan Wewenang
          Prinsip pendelegasian wewenang menekankan tugas-tugas apa yang perlu dilimpahkan kepada satuan organisasi dibawahnya.
i.   Prinsip Rentang Kendali
          Prinsip ini menekankan pada penentuan jumlah satuan organisasi atau orang yang dibawahi oleh seorang pimpinan diperhitungkan secara rasional mengingat terbatasnya kemampuan pemimpin melakukan pengawasan terhadap bawahan.
j.   Prinsip Jalur dan Staf
          Prinsip ini merupakan derivasi dari prinsip pembagian tugas dan menekankan pada pembedaan unit organisasi yang melaksanakan tugas pokok instansi dan unit organisasi yang melaksanakan tugas penunjang terhadap tugas pokok dalam mencapai tujuan organisasi.
k. Prinsip Kejelasan dalam Pembaganan
          Prinsip ini menekankan bahwa dalam menyusun organisasi dibuat bagan yang menggambarkan secara jelas mengenai kedudukan, susunan jabatan, pembagian tugas dan fungsi, serta hubungan kerja antara satuan organisasi yang bersangkutan.
l.   Prinsip Legalitas
          Prinsip ini menekankan bahwa setiap pembentukan organisasi pemerintahan negara harus didasarkan pada ketentuan hukum yang ada dan ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, sehingga kewenangan dan operasinya memiliki landasan hukum.
2. Organisasi Pemerintah Pusat
Pada dasarnya, bentuk organisasi pemerintahan pusat terdiri dari lembaga kepresidenan, kementerian negara, departemen, dan lembaga pemerintahan non departemen serta organisasi pemerintah pusat lainya

Contoh perencanaan strategis 

Contoh perencanaan strategis adalah dalam penyusunan 
  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), 
  • Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), 
  • serta Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD). 

Rabu, 27 November 2013

organisasi

Organisasi Perusahaan Manufaktur

 

Perusahaan manufaktur adalah suatu jenis industri yang memproduksi atau mengolah suatu bahan dan menjadikannya suatu barang baru. Dalam proses produksi ini biasanya menggunakan alat dan teknologi. Karena itulah banyak yang berpendapat bila industri atau perusahaan jenis ini selalu dinamakan pabrikasi. Maka dari itu bagan atau bagian struktur organisasi perusahaan manufaktur merupakan alur dari suatu proses produksi barang.


Bagian Struktur Organisasi Perusahaan Manufaktur

Biasannya struktur organisasi perusahaan manufaktur yang terpenting terdiri dari beberapa bagian yang diantaranya adalah :
1. Kepala atau pimpinan
Ini adalah struktur organisasi perusahaan manufaktur yang tertinggi. Bagian ini merupakah pihak yang bertanggung jawab terhadap segala bentuk operasional atau berjalannya roda perusahaan.

2. Bagian penyediaan bahan
Sebelum melakukan proses produksi tentu harus disediakan bahan yang diperlukan. Maka bagian struktur organisasi perusahaan manufaktur inilah yang bertanggung jawab terhadap tugas ini. Mulai dari bahan dasar atau pokok serta bahan tambahan untuk melakukan produksi semua di bawah kendali bagian ini.

3. Bagian alat produksi
Ini juga merupakan bagian dari struktur organisasi perusahaan manufaktur yang cukup penting peranannya. Tugasnya adalah menyediakan serta memelihara keawetan alat atau mesin yang digunakan untuk melakukan proses produksi. Dan bukan hanya menyediakan, mereka yang masuk bagian ini juga punya tanggung jawab bila ada alat produksi yang mengalami kerusakan atau gangguan.

4. Bagian keuangan
Bagian struktur organisasi perusahaan manufaktur yang satu ini punya tanggung jawab terhadap keuangan untuk operasional perusahaan. Tugasnya tentu saja adalah mengatur manajemen keuangan mulai dari belanja rutin untuk produksi dan keperluan perusahaan yang lain.

5. Bagian produksi
Ini merupakan bagian struktur organisasi perusahaan manufaktur yang sangat vital. Karena hampir 80% kegiatan dari perusahaan manufaktur berfokus pada kegiatan produksi. Untuk itulah bagian produksi ini biasanya juga masih terbagi lagi dalam beberapa sub bagian. Misalnya :


• Bagian pra produksi
Bertugas menyiapkan bahan yang dibutuhkan dan telah disediakan oleh bagian penyediaan bahan.
• Bagian produksi
Bagian ini tugasnya adalah melakukan proses produksi yang merubah suatu bahan menajdi barang jadi yang siap untuk digunakan.
• Bagian kontrol kualitas
Tugas dari bagian ini adalah melakukan pengecekan apakah barang hasil produksi mereka telah sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan atau sesuai dengan pemesanan dari konsumen.
• Bagian paska produksi
Bagian ini biasanya juga masih terdiri dari sub bagian lagi. Misalnya bagian pengepakan, penyimpanan dan lain lain.
6. Bagian personalia
Seperti pada perusahaan yang lain, bagian struktur organisasi perusahaan manufaktur ini juga bertugas memanajemen atau mengatur para tenaga kerja. Tugasnya adalah menempatkan karyawan sesuai dengan keahlian yang dikuasai atau dimiliki. Selain itu produktifitas tenaga kerja juga menjadi tanggung jawab dari bagian ini.

7. Bagian penjualan
Meski tidak ikut dalam proses produksi, namun bagian dari struktur organisasi perusahaan manufaktur ini juga punya pengaruh yang besar terhadap kemajuan perusahaan. Karena dari bagian inilah hasil produksi perusahaan bisa dijual atau dipasarkan.

Sejarah manufaktur
Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur pada umumnya adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas sebagai berikut:

- Perancangan Produk - Pembelian - Pemasaran
- Mesin dan perkakas - Manufacturing - Penjualan
- Perancangan proses - Production control - Pengiriman
- Material - Support services - Customer service

Hal-hal di atas telah melahirkan disiplin ilmu tentang teknik manufaktur. Sesuai dengan definisi manufaktur, keilmuan teknik manufaktur mempelajari perancangan produk manufaktur dan perancangan proses pembuatannya serta pengelolaan sistem produksinya (sistem manufaktur). Meskipun teknik manufaktur pada berbagai perguruan tinggi memiliki ke-khas-an sendiri-sendiri namun selalu ada bagian yang sama pada jurusan-jurusan tersebut. Keilmuan teknik manufaktur selalu berbasis kepada aktifitas pembuatan produk manufaktur yang melibatkan berbagai aktifitas dan sumberdaya seperti yang telah diuraikan di atas.
Jika dicermati, bidang ilmu teknik manufaktur sesungguhnya merupakan sinergi (gabungan yang saling menguatkan) dari jurusan teknik mesin dan teknik industri. Dari teknik mesin diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan perancangan produk dan perancangan proses pembuatan, sedangkan dari teknik industri diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan pengelolaan sistem di industri manufaktur (industri yang menghasilkan produk manufaktur). Dengan demikian akan ada beberapa matakuliah yang bisa dijumpai terdapat pada ketiga jurusan tersebut (overlapping).

Karena sinergi tersebut, di beberapa perguruan tinggi yang belum memiliki teknik manufaktur sebagai jurusan tersendiri, keilmuan teknik manufaktur biasanya menjadi bagian dari jurusan teknik mesin atau teknik industri. Dengan demikian banyak bidang ilmu di kedua jurusan tersebut yang juga dipelajari di jurusan teknik manufaktur.
Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, teknik manufaktur berhubungan dengan produk-produk manufaktur. Yang dimaksud produk manufaktur di sini adalah produk-produk yang pembuatannya melalui berbagai proses manufaktur. Sebagai ilustrasi, mari kita perhatikan dan kita periksa beberapa obyek di sekitar kita: arloji, kursi, stapler, pensil, kalkulator, telpon, panci dan pemegang lampu. Kita segera akan menyadari bahwa semua obyek tersebut mempunyai bentuk yang berbeda. Benda-benda tersebut tidak akan bisa kita jumpai ada di alam ini sebagaimana seolah-olah tersedia begitu saja di ruangan kita. Benda-benda tersebut telah ditransformasikan (diciptakan/dibuat) dari berbagai material dan dirakit hingga menjadi benda-benda yang kita pergunakan sehari-hari.
Beberapa obyek terdiri dari satu komponen, seperti paku, baut, kawat, gantungan baju. Namun demikian, kebanyakan obyek – mesin pesawat terbang (ditemukan tahun 1939), ballpoint (1938), panggangan roti (1926), mesin cuci (1910), AC (1928), lemari es (1931), mesin fotocopy (1949), dan semua jenis mesin, serta ribuan produk lainnya - dibangun dari perakitan sejumlah komponen yang terbuat dari berbagai jenis material. Semua komponen tersebut dibuat melalui berbagai proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Di samping produk-produk akhir tersebut, manufaktur juga melibatkan aktifitas dimana produk yang dibuat dipergunakan untuk membuat produk. Produk tersebut adalah mesin-mesin yang dipakai untuk membuat berbagai macam produk. Misalnya mesin press untuk membuat plat lembaran menjadi bodi mobil, mesin-mesin untuk membuat komponen, atau mesin jahit untuk memproduksi pakaian. Aspek yang sama pentingnya adalah perbaikan dan perawatan (service and maintenance) mesin-mesin tersebut selama umur hidupnya.

Contoh Permasalahan Dalam Pengembangan Produk Manufaktur

Sebagai contoh permasalahan di dalam perancangan dan pembuatan produk manufaktur, berikut ini diilustrasikan bagaimana permasalahan di dalam perancangan dan pembuatan paper clip. Paper clip, benda yang sangat sederhana yang kita jumpai sehari-hari, dikembangkan pertamakali oleh Johan Vaaler, seorang warganegara Norwegia dan menerima hak paten pada tahun 1901.
Anggaplah bahwa kita akan memproduksi paper clip. Sebelum proses produksi berlangsung, langkah pertama adalah merancang paper clips tersebut. Pada proses merancang produk tersebut, berbagai pertanyaan akan muncul, material jenis apa yang akan dipilih untuk membuat produk tersebut? Apakah material logam atau non logam seperti plastik? Jika dipilih logam, logam jenis apa? Jika dipilih material kawat, berapakah diameternya? Apakah penampangnya harus berbentuk bundar atau ada yang berbentuk lain? Jika kehalusan permukaan kawatnya penting, seberapa kasar seharusnya? Bagaimana caranya membentuk paper clip dari kawat tersebut? Apakah ditekuk dengan tangan atau dengan menggunakan alat bantu? Jika diperlukan, mesin apa yang harus dirancang atau dibeli untuk membuat memproduksinya? Jika sebagai perusahaan mendapatkan order 100 buah clip atau 1 juta clip, apakah pendekatan manufakturnya akan berbeda?
Kekakuan dan kekuatan juga tergantung kepada diameter kawat dan desain klip. Termasuk di dalam proses perancangan adalah pertimbangan-pertimbangan seperti jenis (style), penampilan fisik (appearance) dan kehalusan permukaan dari clip tersebut. Perhatikan, misalnya, bahwa beberapa jenis klip memiliki goresan di permukaannya, untuk memberikan gaya tekan yang lebih baik.
Setelah menyelesaikan perancangan, material yang cocok harus dipilih. Pemilihan material memerlukan pengetahuan tentang kebutuhan akan fungsi dan pemakaian produk tersebut, dan ini mengarahkan kepada pemilihan material yang tersedia secara ekonomis untuk memenuhi tuntutan tersebut pada harga yang sedapat mungkin paling murah. Pemilihan material juga melibatkan pertimbangan akan ketahanannya terhadap korosi, karena clip seringkali dipegang dan kontak dengan kotoran serta gangguan lingkungan lainnya. Perhatikan, kadang-kadang ada bekas karat akibat yang ditinggalkan oleh clip pada kertas yang disimpan pada waktu yang lama.
Banyak hal tentang clip ini yang harus ditanyakan. Apakah material yang dipilih bisa menahan lekukan (bending) pada saat proses pembuatan, tanpa retak atau patah? Bisakah kawat dipotong tanpa mengakibatkan keausan pada pisaunya? Akankah bekas potongannya halus atau meninggalkan permukaan yang tajam?
Akhirnya, metode pembuatan apakah yang paling ekonomis pada laju produksi yang diperlukan, sehingga kompetitif di pasar dan menghasilkan keuntungan. Selanjutnya, metode pembuatan yang tepat dengan perkakas yang tepat, mesin dan peralatan harus dipilih untuk membentuk kawat menjadi paper clip.
Contoh di atas adalah contoh berbagai masalah di dalam produksi suatu produk yang relatif sederhana, pada produk-produk lain mungkin akan dijumpai masalah-masalah yang jauh lebih rumit. Terutama bila produk tersebut melibatkan teknologi tinggi dan diproduksi dalam jumlah banyak sehingga melibatkan banyak mesin, fasilitas maupun tenaga kerja. Sebuah mobil, misalnya, terdiri dari sekitar 15.000 komponen, pesawat terbang transport C-5A terbuat dari lebih dari empat juta komponen dan pesawat Boeing 747-700 terbuat dari enam juta komponen. Semuanya dibuat dengan bermacam-macam proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Dengan demikian bisa dibayangkan luasnya area industri manufaktur, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling canggih. Bagi kebanyakan negara industri, manufaktur merupakan tulang punggung perekonomian. Sebagai aktifitas ekonomi manufaktur menyumbang 20 hingga 30% nilai dari produk dan jasa yang dihasilkan di suatu negara.
Kenyataan itu telah membuktikan bahwa peluang sarjana teknik manufaktur masih terbentang luas.
Tipe dan struktur organisasi
Pengorganisasian Kegiatan Produksi Dalam Sebuah Industri Manufaktur.
Pembahasan tidaklah berkaitan dengan struktur organisasi produksi yangsecara jelas umumnya mengambil tipe struktur organisasi lini dan staff melainkan akan menyangkut langkah-langkah pembuatan produk.
Langkah-langkah dalam siklus manufaktur bisa berbeda-beda tergantung dari tipe industri, produk yang dibuat(macam dan jumlah), skala industri, dan atau gaya manajemen yang diaplikasikan. Secara umum, fungsi aktifitas yang tetap ditunjukan dalam bagan siklus manufaktur akan sering dijumpai dalam sebuah industri manufaktur dalam membuat produk.

Penjualan dan Pemasaran.
Perintah untuk melaksanakankegiatan produksi untuk mengolah material menjadi sebuah produk yang diinginkan umumnya akan diformulasikan oleh departemen Penjualan dan Pemasaran dari sebuah perusahaan Hal ini akan direalisasikan melalui satu dari tiga cara berikut :
• Pelanggan akan memesan untuk dibuatkan suatu rancangan produk sesuai dengan spesifikasi kebutuhannya.
• Pelanggan akan membeli satu ataulebih dari produk yang dibuat secara bebas(standard) atau tidak perlu menunggu datangnya pesanan terlebih dahulu.
• Suatu pesanan yang didasarkan pada suatu ramalan kebutuhan dari suatu produk tertentu dimasa yang akan datang. Disini ramalan akan dibuat oleh staf bagian pemasaran yang bekerja secara koordinatif dengan bagian perencanaan dan pengendalian produksi.

Perancangan Produk.
Bilamana produk harus dibuat sesuai dengan spesifikasi khusus yang dikehendaki oleh pemesan, maka disini rancangan produkakan sangat etrgantung atau harus disiapkan oleh kustomer itu sendiri, hal ini bisa dijumpai dalam kasus job order. Sebaliknya bila rancangan produk tersebut merupakan patent atau hak milik maka disini industri manufaktur berkewajiban dan bertanggung jawab untuk merancang dan mengembangkannya.

Teknik Produksi.
Bagian Teknik Produksi dari sebuah industri manufaktur akan memiliki 4 tanggung jawab pokok yaitu :
• Memberikan saran dan rekomendasi teknis bagi departemen perancangan produk (R&D) tentang bisa/mudah tidaknya sebuah rancangan produk pada saat akan diwujudkan.
• Menetapkan langkah-langkah proses produksi yang diperlukan untuk membuat sebuah produk/komponen.
• Menetapkan spesifikasi dan rancangan teknis dari perkakas dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam proses produksi.
• Bertindak sebagai trouble shooting.


Teknik Industri.
Fungsi dari bagian ini adalah untuk menetapkan metoda kerja dan waktu standard untuk setiap altifitas produksi. Maksud dari penetapan metoda kerja disini adalah untuk mendapatkan cara terbaik untuk melaksanakan suatu tugas dan kemudian menstandardkannya. Selain menetapkan metoda kerja dan waktu standard, maka fungsi dan tanggungjawab dari bagian teknin industri menyangkut pula masalah-masalah program pengurangan biaya, perbaikan atau peningkatan produktifitas, studi tentang tata letak fasilitas produksi, proyek-proyek riset operasional dan lain-lain.


Perencanaan Dan Pengendalian Produksi.
Produk yang harus dibuat haruslah diterjemahkan dalam bentuk “master schedule” yang mana secara spesifik master schedule akan memberikan informasi mengenai berapa banyak jumlah unit dari masing-masing produk (komponen) yang harus dibuatkan dan kapan masing-masing harus dikirim.
Selain menyusun master schedule maka tugas dan tanggung jawab lainnya dari bagian ini adalah melaksanakan aktifitas-aktifitas :
• Perencanaan kebutuhan.
• Penjadwalan.
• Penyebaran.
• Ekspedisi (penjadwalan ulang)

Proses manufaktur.
Proses manufakturing merupakan proses untuk merubah bentuk(transformasi) bahan baku menjadi produk jadi.

Pengendalian Kualitas.
Bagian pengendalian kualitas bertanggung jawab untuk menjamian agar supaya kualitas dari produk dan komponen-komponennya bisa memenuhi standard yang telah dispesifikasikan oleh perancangnya.

Pengiriman dan Pengendalian Persediaan.
Langkah terakhir dar siklus manufakturing adalah berupa aktifitaspengiriman (shipping) dan pendistribusian produk langsung ke konsumen yang memerlukan atau menyimpan produk tersebut didalam gudang sebagai persediaan (inventory).


Klasifikasi Proses Produksi Berdasarkan Jumlah Produk Yang Dihasilkan.
Dalam kaitannya denga jumlah ataupun volume produksi yang dihasilkan, industri manufakturing dapat diklasifikasikan kedalam 3 tipe yaitu :
• Job Shop Production.
• Batch Production.
• Mass Production.

Job Shop Production.
Job Shop Production seringkali pula disebut sebagai industri yang bekerja berdasarkan pesanan (job order). Disini jumlah atau volume produksi yang dihasilkan seringkali rendah dan umumnya digunakan untuk memenuhi pesanan yang spesifik dan oleh karena itu disini banyak variasi pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh industri semacam ini.

Batch Production.
Industri kategori ini akan membuat produk dalam jumlah atau volume dengan skala medium size. Sejumlah produk dalam hal ini bisa dibuat hanya sekali atau bisa juga diproduksi pada interval waktu tertentu.

Mass Production.
Tipe produksi masal yang diaplikasikan untuk menghasilkan produk dalam jumlah besar tapi relatif sejenis. Disini cendrung untuk menggunakan mesin dan peralatan produksi yang spesial yang mampu menghasilkan produk dengan laju produksi yang tinggi.


Bergerak dalam bidang
Seiring dengan perkembangan teknologi, di Indonesia telah banyak berdiri sejumlah perusahaan manufaktur yang terus bekerja keras memproduksi barang untuk memenuhi setiap kebutuhan masyarakat Indonesia yang berperan sebagai konsumen.

Perusahaan manufaktur adalah sebuah industri yang bekerja untuk menghasilkan suatu barang yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, di mana proses produksi dilakukan untuk mengubah bahan baku/mentah menjadi barang jadi atau siap untuk digunakan. Proses produksi itu sendiri dilakukan secara mekanis atau fisik, dan melibatkan sejumlah peralatan modern.

Sampai hari ini, banyak sekali produk olahan yang kita nikmati berasal dari perusahaan manufaktur. Mulai dari makanan, pakaian, maupun barang lain yang memang kita butuhkan sehari-hari. Kita memang tidak bisa lepas dari peran perusahaan manufaktur, di mana mereka berfungsi sebagai produsen dan kita tinggal menikmati hasil akhirnya.

Contoh Perusahaan Manufaktur
Berikut ini adalah beberapa nama-nama perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia dan terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).
• PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

Nama Indofood pastilah nama perusahaan manufaktur yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Perusahaan ini memang masuk ke dalam daftar nama perusahaan di BEI. Sudah sangat banyak produk makanan dan minuman yang diproduksi oleh perusahaan ini.

Misalnya beberapa merk mie instan, berbagai makanan ringan atau snack, sampai beberapa merk minuman terkenal di dunia yang produksinya dipercayakan pada perusahaan manufaktur yang satu ini.
• PT. Aqua Golden Mississipi Tbk

Produk minuman Aqua bisa dibilang merupakan produk AMDK (air minum dalam kemasan) yang merajai pasaran di Indonesia. Produk ini sendiri muncul sejak tahun 1973 dan sudah menjadi merk generik untuk produk air kemasan.
• PT. Unilever Indonesia Tbk

Perusahaan manufaktur yang satu ini sebenarnya adalah milik orang Belanda, namun di Indonesia pun produk-produk Unilever bisa ditemukan dengan mudah di toko atau supermarket.
Perusahaan ini menghasilkan banyak jenis produk yang dibutuhkan orang dalam kesehariannya. Misalnya sabun mandi, deterjen, makanan, minuman, bahkan sampai produk-produk kosmetik untuk kecantikan.
• PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk

Perusahaan manufaktur ini bergerak dalam bidang produksi minuman. Merk ini sendiri pastilah sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas. Perusahaan yang berdiri tahun 1975 ini berpusat di Kabupaten Bandung. Contoh hasil produksinya adalah susu Ultra Milk, Teh Kotak, atau Sari Kacang Ijo.
• PT. Mustika Ratu Tbk

Nama perusahaan manufaktur yang satu ini pasti tidak asing, terutama bagi wanita. Mustika Ratu adalah perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk kecantikan atau kosmetik dan berpusat di Jakarta.
Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1970 ini telah memproduksi banyak kosmetik dan telah diekspor ke beberapa negara. Produk-produk kecantikan tersebut berupa bedak, pembersih muka, lipstik, dan lain-lain.
 

perencanaan

 Perencanaan Dalam Membuka Usaha Kecil Rumahan
 
Sebelum melangkah untuk terjun dalam bidang bisnis kecil di rumah, sepertinya kita butuh pertimbangan matang agar tidak salah langkah. Apa saja pertimbangan tersebut? berikut adalah mengenai perencanaan usaha kecil rumahan.

1. Perencanaan tempat

Tempat biasanya menjadi kunci penting bagi sebuah usaha. Ya, tempat tentu akan sangat penting dalam upaya menjaring banyak calon konsumen yang datang ke tempat usaha. Namun bagaimana bila tempat usaha itu adalah rumah sendiri ? ya, tentu ada beberapa perlakuan khusus untuk menata rumah sebagai tempat usaha.

Bila Anda memilih untuk mendirikan usaha kecil rumahan, maka bisnis yang dipilih haruslah tepat. Berbeda bila kita ingin mendirikan usaha seperti cafe atau rumah makan, yang bisa memilih temoat yang cukup strategis. Namun berbeda urusannya bila mendirikan usaha kecil rumahan, karena bukan tempat yang akan dipilih melainkan jenis usaha apa yang cocok untuk dijalankan di rumah.

Untuk merencanakannya sebenarnya cukup mudah. Tinggal lihat saja, dimana ada tempat atau pekarangan yang bisa dioptimalkan. Misal kita memilih usaha semacam toko, maka harus ada ruang kosong dibagian depan rumah. Misal kita pilih usaha ternak, maka harus ada cukup pekarangan untuk menampung hewan ternak dalam jumlah tertentu.

Bila kita memilih usaha semacam jasa service, maka bisa gunakan sembarang tempat atau ruangan. Bila kita memilih usaha seperti salon atau pangkas rambut, maka letaknya haruslah berada paling depan, misal bisa mnegubah fungsi ruang tamu, maupun mendirikan bangunan non permanen, yang secara khusus memang untuk usaha tersebut.

2. Perencanaan modal

Perencanaan lain yang juga penting adalah mengenai modal. Bagaimana untuk rencana permodalan? Modal tentu bisa dicari, namun besarnya modal tentu harus diukur sesuai kemampuan. Misal Anda bisa sagat mudah mencari pinjaman dalam jumlah sangat besar. Namun akan tidak efektif bila tidak sebanding dengan pemasukan harian Anda yang akan digunakan untuk mengangsur hutang modal tersebut.

Besarnya modal sangat disarankan untuk disesuaikan dengan kemampuan finansial kita masing-masing. Usaha kecil tentu memiliki risiko kecil. Dan dengan modal kecil dari tabungan atau pinjaman dalam jumlah kecil pula, tentu akan menjadi beban yang ringan. Konsep usaha kecil adalah usaha dengan modal kecil, sederhana, dan juga ringan dalam pengelolaan. Maka disarankan untuk tidak keluar dari zona usaha kecil dengan modal kecil. Batsilah pengeluaran modal, agar tidak menjadi momok yang menakutkan bila terjadi usaha macet.

3. Analisa sikap pasar

Pasar adalah nafas penting bagi sebuah usaha. Konsumen harus ada dan tercipta dengan baik. Namun bagaimana dengan usaha kecil rumahan yang cenderung permanen dan tak bisa pindah tempat? Ya, sebelum memilih usaha, tentu potensi pasar atau pangsa pasar yang kita tuju haruslah jelas.

Misal kita mendirikan usaha semacam toko atau rumah makan. Maka pastikan bahwa orang yang lewat maupun orang sekitar rumah cukup membutuhkan usaha tersebut. Bila rumah Abda kurang potensial untuk mendirikan usaha semacam toko atau rumah makan, maka pilihan yang tepat adalah usaha produksi. Bisa usaha ternak, atau industri makanan ringan dalam skala kecil.

Jumat, 22 November 2013

perencanaan

PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA

Rencana keuangan keluarga di masa depan perlu dipersiapkan sejak dini. Mengapa? dimasa yang akan datang seiring dengan bertambahnya kebutuhan maka biaya yang dibutuhkan akan semakin banyak. Rencana keuangan yang perlu disiapkan bisa meliputi biaya pendidikan, biaya pensiun, biaya perlindungan atau asuransi, dan biaya perjalanan ibadah. Kalau saja kita tidak bijak dalam dalam mengelola keuangan, maka kemungkinan di masa depan kita akan mengalami kesulitan finansial. Oleh karena itu, perencanaan keuangan merupakan pondasi penting dalam membangun kebahagiaan bersama keluarga di masa depan.
Rencana Keuangan Keluarga
Rencana Keuangan Keluarga
Contoh sederhananya adalah saat kita dalam posisi memiliki uang dalam jumlah yang banyak, jika tidak menggunakannya dengan bijaksana maka akan banyak pengeluaran yang terbuang untuk hal – hal yang tidak perlu dan tidak bermanfaat. Begitu juga sebaliknya. jika kita dalam keadaan kurang mampu maka akan lebih sulit lagi dalam menjamin kehidupan di masa depan. Hal tersebutlah yang mengharuskan kita memiliki rencana keuangan keluarga yang matang.
Rencana keuangan keluarga dapat membantu kita dalam mencapai tujuan perencanaan hidup yang lebih baik di masa depan. Dimana Anda dapat membiayai kebutuhan hidup keluarga Anda dengan santai dan dapat menikmati sisa hidup bersama-sama orang yang Anda cintai dengan bahagia dan sejahtera. Rencana keuangan keluarga juga dapat membebaskan Anda dari masalah keuangan dan membiasakan Anda hidup mandiri tanpa perlu bergantung pada orang lain. Buatlah rencana keuangan keluarga Anda sebagai jaminan hidup di masa depan. Jadilah perencana keuangan yang baik dan tentukan gaya hidup yang akan Anda pilih karena semua keputusan yang akan Anda ambil akan menentukan masa depan yang Anda temui.

perencanaan

Perencanaan Membangun Rumah

Perencanaan membangun rumah merupakan sesuatu yang umum dilakukan untuk masa depan yang harus memperhatikan anggaran untuk setiap detail dari bagian ruangan rumah. Yak, buat kamu yang udah mulai mikirin masa depan, pastinya perencanaan membangun rumah merupakan salah satu prioritas kaan..??? Pastinya setelah kamu nikah nanti kamu nggak mau kan lama – lama tinggal di tempat orang tua kamu. So, buruan deh mulai bikin jadwal dari sekarang target perencanaan membangun rumah kamu, biat tempat tinggal kamu dan anak istri kamu kelak.. hehe.. =)
Membangun rumah perlu memperhatikan segi desain dan teknis, kamu perlu cermat dalam mengkalkulasi biaya. Seringkali terjadi pembangunan rumah yang terhenti di tengah jalan karena anggaran yang habis terkuras sebelum waktunya selesai baik karena kurang cermat dalam pembelian bahan material, maupun kecurangan – kecurangan yang dilakukan oleh mandor, tukang bahkan kontraktor. Kesalahan menganggarkan biaya akan membuat kamu rugi pastinya.
langkah awal dalam perencanaan membangun rumah adalah menyiapkan dana dengan mengikuti biaya bangunan dan material saat ini karena biaya material bangunan terus merangkak naik seiring dengan kenaikan harga BBM, sehingga kita harus lebih cermat dalam membuat strategi untuk membangun. nggak ada salahnya juga kamu konsultasi sama arsitek atau pemborong biar tau berapa tafsiran biaya bangunan, karena rumah merupakan investasi jangka panjang sayang aja kalo ujung – ujungnya jadi nggak nyaman buat ditempatin.
Perencanaan Membangun Rumah
Perencanaan Membangun Rumah
Yang perlu ditekankan pula pada perencanaan pembangunan rumah, banyak kasus dimana saaat membangun rumah nggak pake ngitung konstruksi dengan ahlinya/sipil konstruksi. tapi diserahin ke mandor yang cuma modal insting aja. Jadi jangan karena dana terbatas kita harus ngurangin spek bahan besi konstruksi dalam banguna rumah kita.
Trus kamu juga musti merancang lebih dulu rumah kamu pengen kayak gimana? beli tanah yang gimana? dari pondasi dan ruangannya yang terdiri dari, kamar tidur, ruang keluarga, WC (kamar mandi), ruang tamu, dapur, gudang, teras, pekarangan dan garasi. Juga yang nggak kalah pentingnya lagi kamu perlu rancang tuh, kamu pengennya nanti bahan material yang menyusun rumah kamu apa aja? Keramik, dinding, atap, jendela, lantai, ventilasi, pintu.
Nah jadi gitu deeh, semuanya itu perlu kamu perhitungkan juga dari mulai kamu dapet penghasilan tetap. Dari pengalaman yang pernah kami tahu buat rumah sederhana yang nggak tingkat aja bisa ngabisin biaya 400 jutaan, itu dari 0 ya mulai dari beli tanah sampai finish. Perlu target dan strategi yang benar – benar matang untuk mencapai tujuan perencanaan membangun rumah, juga modal dan anggaran yang mumpuni dan menyeimbangkan dengan kebutuhan keluarga sehari – hari. oleh karena itu, mulai deh dari sekarang banget pinter-pinter manage keuangan untuk investasi jangka panjang kamu ini…
Okey??!!

 

manajemen

 manajemen persediaan

A. PENDAHULUAN
Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal di banyak perusahaan,
mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer operasi di
seluruh dunia telah lama menyadari bahwa manajemen persediaan yang baik itu
sangatlah penting. Di satu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara
menurunkan tingkat persediaan di tangan. Di pihak lain, konsumen akan merasa tidak
puas bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai
keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen. Semua
organisasi mempunyai beberapa jenis sistem perencanaan dan pengendalian persediaan.
Dalam hal produk-produk fisik, organisasi harus menentukan apakah akan membeli
atau membuat sendiri produk mereka. Setelah hal ini ditetapkan, langkah berikutnya
adalah meramalkan permintaan. Kemudian manajer operasi menetapkan persediaan yang
diperlukan untuk melayani permintaan tersebut. Pada makalah ini, akan dibahas fungsi,
jenis, dan pengelolaan persediaan. Kemudian akan dibicarakan dua hal dasar persediaan:
berapa yang harus dipesan dan kapan pemesanan dilakukan.

B. FUNGSI PERSEDIAAN
Persediaan (inventory) dapat memiliki berbagai fungsi penting yang menambah
fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan. Ada enam penggunaan persediaan, yaitu:
1. Untuk memberikan suatu stok barang-barang agar dapat memenuhi permintaan yang
timbul dari konsumen.
2. Untuk menyesuaikan produksi dengan distribusi. Misalnya, bila permintaan produknya
tinggi hanya pada musim panas, suatu perusahaan dapat membentuk stok selama
musim dingin, sehingga biaya kekurangan stok dan kehabisan stok dapat dihindari.
Demikian pula, bila pasokan suatu perusahaan berfluktuasi, persediaan bahan baku
ekstra mungkin diperlukan untuk "menyesuaikan" proses produksinya.
3. Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah, karena pembelian dalam jumlah
besar dapat secara substansial menurunkan biaya produk.
4. Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga.
5. Untuk menghindari dari kekurangan stok yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan
pasokan, masalah mutu, atau pengiriman yang tidak tepat. "Stok pengaman" misalnya,
barang di tangan ekstra, dapat mengurangi risiko kehabisan stok.
6. Untuk menjaga agar operasi dapat berlangsung dengan baik dengan menggunakan
"barang-dalam-proses" dalam persediaannya. Hal ini karena perlu waktu untuk
memproduksi barang dan karena sepanjang berlangsungnya proses, terkumpul
persediaan-persediaan.

C. JENIS PERSEDIAAN
Perusahaan mempertahankan 4 jenis persediaan: (1) persediaan bahan mentah, (2)
persediaan barang-dalam-proses (Work-in-process—WIP), (3) persediaan MRO
(perlengkapan pemeliharaan/perbaikan/operasi), dan (4) persediaan barang jadi.
1. Persediaan bahan mentah
Persediaan bahan mentah telah dibeli, namun belum diproses. Bahan mentahnya
dapat digunakan dari proses produksi untuk pemasok yang berbeda-beda. Meskipun
demikian, pendekatan yang lebih disukai adalah dengan menghapus variabilitas
pemasok dalam hal mutu, jumlah, atau waktu pengiriman sehingga tidak diperlukan
pemisahan.
2. Persediaan barang-dalam-proses (Work-In-Process)
Persediaan barang-dalam-proses telah mengalami beberapa perubahan, tetapi
belum selesai. WIP ini ada karena untuk membuat produk diperlukan waktu (disebut
waktu siklus). Pengurangan waktu siklus menyebabkan persediaan WIP pun berkurang.
Sering kali hal ini tidak sulit untuk dilakukan, karena hampir di sepanjang waktu
"pembuatan produk", produk itu sebenarnya menganggur. Waktu kerja aktual atau
waktu "jalan" merupakan bagian kecil dari waktu arus bahan baku, mungkin hanya 5%.
3. MRO
MRO merupakan persediaan yang dikhususkan untuk perlengkapan pemeliharaan/
perbaikan/operasi. MRO ini ada karena waktu dan kebutuhan untuk pemeliharaan dan
perbaikan dari beberapa peralatan tidak dapat diketahui. Walaupun permintaan untuk
persediaan MRO ini sering kali merupakan fungsi jadwal-jadwal pemelih araan,
permintaan MRO lainnya perlu diantisipasi.
4. Persediaan barang jadi
Persediaan barang jadi selesai dan menunggu untuk dikirimkan. Barang jadi
dimasukkan ke dalam persediaan karena permintaan konsumen untuk jangka waktu
tertentu tidak diketahui.

D. MANAJEMEN PERSEDIAAN
Manajer operasi dapat menetapkan suatu sistem untuk mengelola persediaan. Pada
bagian ini, secara singkat akan diulas mengenai elemen-elemen sistem manajemen
persediaan, yang meliputi:
1) Bagaimana mengelompokkan produk-produk persediaan (disebut analisis ABC) dan
2) Bagaimana mempertahankan keakuratan catatan persediaan yang ada. Kemudian,
akan dibahas pengendalian persediaan di sektor jasa.
1. Analisis ABC
Analisis ABC membagi persediaan yang ada ke dalam tiga kelompok berdasarkan
volume tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC merupakan penerapan persediaan
dari Prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan bahwa ada "beberapa yang penting dan
banyak yang sepele". Pemikiran yang mendasari prinsip ini adalah bagaimana
memfokuskan sumber daya pada bagian persediaan penting yang sedikit itu dan bukan
pada bagian persediaan yang banyak namun sepele.
Untuk menentukan nilai uang tahunan dari volume dalam analisis ABC, dilakukan
pengukuran permintaan tahunan dari setiap butir persediaan dikalikan dengan biaya
per unit. Butir persediaan kelas A adalah persediaan-persediaan yang jumlah nilai
uang per tahunnya tinggi. Butir-butir persediaan semacam ini mungkin hanya mewakili
sekitar 15% dari butir-butir persediaan total, tetapi mewakili 70% sampai 80% dari total
biaya persediaan. Butir persediaan kelas B adalah butir-butir persediaan yang volume
tahunannya (dalam nilai uang) sedang. Butir-butir persediaan ini mungkin hanya
mewakili 30% dari keseluruhan persediaan dan 15% sampai 25% dari nilainya. Butirbutir
persediaan yang volume tahunannya kecil, dinamakan kelas C, yang mewakili
hanya 5% dari keseluruhan volume tahunan tetapi sekitar 55% dari keseluruhan
persediaan.
Kriteria selain volume tahunan dalam nilai uang dapat menentukan klasifikasi butir
persediaan. Misalnya, perubahan teknis yang diantisipasi, masalah-masalah
pengiriman, masalah-masalah mutu, atau biaya per unit yang tinggi dapat membawa
butir persediaan yang menaik ke dalam klasifikasi yang lebih tinggi. Keuntungan
pembagian butir-butir persediaan ke dalam kelas-kelas memungkinkan ditetapkannya
kebijakan dan pengendalian untuk setiap kelas yang ada.
Kebijakan yang dapat didasarkan pada analisis ABC sebagai berikut:
1. Perkembangan sumber daya pembelian yang dibayarkan kepada pemasok harus
lebih tinggi untuk butir persediaan A dibandingkan butir persediaan C.
2. Butir persediaan A, berlainan dengan butir persediaan B dan C. harus dikendalikan
secara lebih ketat; mungkin karena butir persediaan A ini ditempatkan di wilayah
yang lebih tertutup dan mungkin karena keakuratan catatan persediaannya harus
lebih sering diverifikasi.
3. Meramalkan butir persediaan A mungkin harus lebih berhati-hati daripada
meramalkan butir (kelas) persediaan yang lain.
4. Peramalan yang lebih baik, pengendalian fisik, keandalan pemasok, dan
pengurangan besar stok pengaman dapat dihasilkan oleh semua teknik manajemen
persediaan semacam analisis ABC.
2. Keakuratan Catatan Persediaan
Keakuratan catatan mengenai persediaan ini penting dalam sistem produksi dan
persediaan. Keakuratan ini memungkinkan organisasi untuk tidak merasa yakin bahwa
"beberapa dari seluruh produk" berada di persediaan dan memungkinkan organisasi
untuk tidak hanya memfokuskan pada butir-butir persediaan yang dibutuhkan. Bila
hanya suatu organisasi dapat secara akurat menentukan barang yang ada di dalam
persediaannyalah yang dapat dapat membuat keputusan yang tepat mengenai
pemesanan, penjadwalan, dan pengangkutan.
3. Penghitungan Siklus
Walaupun suatu organisasi mungkin telah melakukan berbagai usaha untuk
mencatat persediaan secara akurat, catatan atau arsip ini harus diverifikasi melalui
pemeriksaan/audit yang berkelanjutan. Audit semacam ini disebut penghitungan siklus
(cycle counting). Dulu, banyak penghitungan perusahaan mengambil persediaan fisik
tahunan. Hal ini sering berarti penghentian fasilitas siklus produksi dan menyuruh
orang-orang yang tidak berpengalaman untuk menghitung komponen dan bahan baku.
Arsip persediaan harus diverifikasi melalui perhitungan siklus. Penghitungan siklus
menggunakan klasifikasi persediaan yang dikembangkan lewat analisis ABC. Dengan
prosedur penghitungan siklus, butir-butir persediaan dihitung, arsip diverifikasi, dan ketidakakuratan didokumentasi secara berkala.
Penyebab ketidak akuratan ini kemudian dilacak dan tindakan perbaikan yang tepat
kemudian diambil sesuai klasifikasi butir persediaannya. Butir persediaan A akan
dihitung secara rutin, mungkin sekali sebulan; butir persediaan B kurang rutin, mungkin sekali dalam 4 bulan; butir persediaan C akan dihitung mungkin sekali dalam setahun.
Item tertentu yang akan dihitung siklusnya dapat dipilih secara sekuensial atau acak
setiap harinya. Pilihan yang lain adalah menghitung siklus item ketika item tersebut
dipesan ulang. Penghitungan siklus juga mempunyai keuntungan sebagai berikut:
1. Menghilangkan penghentian dan interupsi produksi yang dibutuhkan untuk
persediaan fisik tahunan.
2. Menghilangkan penyesuaian persediaan tahunan.
3. Personel terlatih mengaudit akurasi persediaan.
4. Penyebab kesalahan dapat diidentifikasi dan tindakan pembetulan dapat dilakukan
5. Mempertahankan catatan persediaan yang akurat.
4. Pengendalian Persediaan dalam Industri Jasa
Manajemen persediaan di sektor jasa juga perlu dibahas. Walaupun cenderung
terdapat anggapan bahwa di sektor jasa tidak ada persediaan, sebenarnya tidak
demikian. Misalnya, persediaan yang berlebihan ditahan di bisnis eceran maupun
perdagangan besar, sehingga manajemen persediaan menjadi amat penting. Dalam
jasa makanan, misalnya, pengendalian persediaan dapat menentukan keberhasilan
atau kegagalan. Lebih jauh lagi, persediaan yang singgah atau tidak terpakai di gudang
merupakan sesuatu yang nilainya telah hilang. Demikian pula, persediaan yang rusak
atau dicuri sebelum berhasil dijual merupakan kerugian.
Dalam bisnis eceran, persediaan yang tidak dicatat di antara penerimaan dan waktu
.penjualan dinamakan penyusutan. Penyusutan ini terjadi karena pencurian, ataupun
administrasi yang berantakan. Dalam bisnis eceran, pencurian disebut juga
penyerobotan. Kerugian persediaan eceran yang berjumlah 1% dari angka penjualan
dianggap tidak membahayakan, karena kebanyakan dari toko-toko eceran kerugiannya
3%. Pengaruh kerugian pada profitability sangat substansial, konsekuensinya,
keakuratan, dan pengendalian persediaan sangatlah penting. Teknik-teknik yang dapat
diterapkan mencakup:
1. Pemilihan karyawan, pelatihan, dan disiplin yang baik. Hal-hal ini tidak pernah
mudah dilakukan, tetapi sangat penting dalam bisnis rnakanan, perdagangan besar,
dan operasi bisnis eceran di mana karyawan-karyawannya mempunyai akses
kepada barang-barang yang langsung dapat dikonsumsi.
2. Pengendalian yang ketat atas kiriman barang yang datang. Hal ini dilakukan
berbagai perusahaan melalui pemakaian sistem kode-batang (bar code) yang
membaca semua kiriman yang masuk dan secara otomatis memeriksa isinya
dengan catatan pesanan pembelian.
3. Pengendalian yang efektif atas semua barang yang meninggalkan dari fasilitas. Hal
ini dilakukan dengan kode batang atau barang-barang yang diangkut, garis magnetik
di barang dagangan, atau karyawan-karyawan yang ditempatkan di pintu ke luar dan
di wilayah-wilayah yang resiko kehilangannya tinggi, seperti kasino di Las Vegas,
melalui pengamatan langsung. Pengamatan langsung berbentuk kaca satu arah,
video, atau pengawasan oleh manusia.

E. MODEL PERSEDIAAN
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai berbagai model persediaan dan biaya yang
terkait dengan berbagai model persediaan tersebut.
Permintaan Dependen vs Permintaan IndependenModel pengendalian persediaan mengasumsikan bahwa permintaan untuk suatu
barang bersifat independen atau dependen terhadap permintaan barang lainnya.
Misalnya, permintaan untuk kulkas bersifat Independen terhadap permintaan untuk
oven pemanggangan roti. Meskipun demikian, permintaan untuk oven pemanggangan
roti bersifat dependen terhadap kebutuhan produksi dari oven pemanggangan roti.
Makalah ini memfokuskan pada manajemen barang-barang yang permintaannya
independent.
Biaya Penyimpanan, Biaya Pemesanan, dan Biaya Pemasangana. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan (holding cost) adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan
penyimpanan atau "penahanan" (carrying) persediaan sepanjang waktu tertentu.
Oleh karena itu, biaya penyimpanan juga mencakup biaya yang berkaitan dengan
gudang, seperti biaya asuransi, staffing tambahan, dan pembayaran bunga. Tabel 1
menunjukkan jenis biaya yang perlu dievaluasi untuk menetapkan biaya
penyimpanan ini. Banyak perusahaan yang tidak berhasii memasukkan semua biaya
penyimpanan mereka. Konsekuensinya, biaya penyimpanan persediaan sering
ditetapkan di bawah tingkat yang sebenarnya.
b. Biaya pemesanan
Biaya pemesanan (ordering cost) mencakup biaya-biaya pasokan, formulir,
pemrosesan pesanan, tenaga para pekerja, dan sebagainya. Pada saat produk
pesanan dibuat, timbul pula biaya pemesanan, tetapi biaya ini dikenal dengan nama
biaya pemasangan.
c. Biaya pemasangan
Biaya pemasangan adalah biaya pemasangan biaya-biaya untuk mempersiapkan
mesin atau proses unruk memproduksi pesanan. Manajer operasi dapat
menurunkan biaya pesanan dengan mengurangi biaya pemasangan dan dengan
menggunakan prosedur yang efisien semacam pembayaran dan pemesanan
elektronik.
Di banyak organisasi, biaya pemasangan secara erat berhubungan dengan waktu
pemasangan (setup time). Pemasangan biasanya menuntut adanya sejumlah kerja
tertentu sebelum suatu operasi betul-betul dijalankan di pusat kerja. Kebanyakan
persiapan yang diperlukan oleh pemasangan dapat dilakukan sebelum penghentian
mesin atau proses yang ada. Waktu pemasangan dapat secara substansial
dikurangi. Mesin dan proses yang biasanya memerlukan berjam-jam untuk dipasang,
kini dapat dipasang dalam waktu kurang dari satu menit oleh para produsen kelas
dunia yang lebih imajinatif. Sebagaimana yang akan ditunjukkan selanjutnya di
makalah ini, pengurangan waktu pemasangan merupakan cara yang sangat baik
untuk mengurangai investasi persediaan dan memperbaiki produktivitas.

F. MODEL PERSEDIAAN UNTUK PERMINTAAN INDEPENDEN
Pada bagian ini, akan diperkenalkan tiga model persediaan yang mengedepankain dua
pertanyaan penting: kapan pemesanan dilakukan dan berapa banyak yang akan dipesan.
Model-model permintaan independen ini adalah:
1. Model dasar Economic Order Quantity (EOQ)
2. Model Production Order Quantity
3. Model Quantity Discount

G. MODEL PROBABILITAS DENGAN LEAD TIME YANG KONSTAN
Semua model persediaan yang telah dibahas sejauh ini membuat asumsi bahwa
permintaan untuk sebuah produk bersifat sama dan konstan. Model persediaan berikut ini
dipakai bila permintaan produk tidak diketahui dan dapat dispesifikasi lewat distribusi
probabilitas. Jenis model seperti ini disebut model probabilitas.
Perhatian penting manajemen adalah mempertahankan tingkat pemenuhan
permintaan di tengah ketidakpastian permintaan. Tingkat pemenuhan permintaan ini
bersifat komplementer terhadap probabilitas terjadinya kehabisan stok. Misalnya, bila
probabilitas kehabisan stoknya adalah 0,05, maka tingkat pemenuhan
permintaannyaadalah 0,95. Permintaan yang tidak pasti memperbesar kemungkinan
terjadinya kehabisan stok. Satu metode untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kehabisan stok adalah dengan menahan unit tambahan di persediaan untuk menghindari
kemungkinan itu. Hal ini meliputi penambahan jumlah unit stok pengaman sebagai
penyangga titik pemesanan ulang. Sebagaimana yang dibahas sebelumnya:
Titik pemesanan ulang = ROP = d x L
d = permintaan Tahunan
L = lead time adalah jumlah hari kerja yang diperlukan untuk mengirimkan pesanan
Dimasukkannya stok pengaman (ss) ke dalam penghitungan menyebabkan perubahan
persamaan menjadi: ROP = d x L + ss
Jumlah stok pengaman tergantung biaya terjadinya kehabisan stok dan biaya
penyimpanan persediaan tambahan.
Tujuannya adalah untuk menemukan stok pengaman yang meminimalisasi total
penyimpanan persediaan tambahan dan biaya kehabisan stok persediaan tambahan total
per tahun. Biaya penyimpanan tahunan didapat dengan cara mengalikan penyimpanan
dengan jumlah unit yang ditambahkan ke ROP baru.
Biaya kehabisan stok lebih sulit dihitung. Untuk setiap tingkat stok pengaman, biaya
kehabisan stoknya sebesar biaya yang diharapkan. Biaya yang diharapkan dapat dihitung
dengan mengalikan jumlah kekurangan bingkai dengan probabilitas, dikalikan lagi dengan
biaa kehabisan stok, lalu dengan jumlah berapa kali dapat terjadi kehabisan stok (atau
jumlah pemesanan per tahun). Kemudian, tambahkan biaya kehabisan stok untuk setiap
tingkat kehabisan stok yang mungkin untuk ROP tertentu.
Bila untuk menentukan biaya terjadinya kehabisan stok sulit atau tidak mungkin,
seorang manajer dapat memutuskan untuk mengikuti kebijakan menjaga stok pengaman
di tangan secukupnya agar dapat mencapai tingkat pemenuhan permintaan komsumen
yang ditetapkan. Misalnya, Gambar 53. menunjukkan penggunaan stok pengaman pada
saat permintaannya penuh kemungkinan-kemungkinan. Stok pengaman di Gambar 53
adalah 16,5, dan titik pemesanan kembali juga dinaikkan sebesar 16,5.
Manajer mungkin ingin mendefinisikan level pelayanan hingga dapat memenuhi 95%
demand (atau sebaliknya, mengalami kehabisan stok hanya 5% dari waktu). Dengan
asumsi demand selama lead time (periode pemesanan ulang) mengikuti kurva normal,
hanya rata-rata (mean) dan standar deviasi yang diperlukan untuk mendefinisikan
persyaratan persediaan untuk berbagai level pelayanan. Data penjualan biasanya cukup
yntuk menghitung rata-rata dan standar deviasi. Dalam contoh berikut digunakan kurva
normal dengan mean (µ) yang diketahui dan standar deviasi (σ) untuk menentukan titik
pemesanan ulang dan stok pegaman yang dibutuhkan untuk level pelayanan 95%,
menggunakan rumus berikut:
ROP = demand yang diharapkan selama lead time + Zσ
Dengan Z = jumlah standar deviasi
σ = standar deviasi lead time demand
Jika tidak ada data mengenai lead time demand dan standar deviasi, maka persamaan
tersebut tidak dapat digunakan dan harus ditentukan jika: (a) demand adalah variabel dan
lead time adalah konstanta; atau (b) baik demand atau lead time adalah variabel. Untuk
masing-masing situasi menggunakan rumus yang berbeda.
(a) jika hanya demand yang variabel, maka ROP = rata-rata demand harian x lead time
dalam satuan hari + ZσdLT, dengan σdLT= standar deviasi demand per hari d LeadTime σ =
(b) jika hanya demand yang variabel, maka ROP = demand harian x rata-rata lead time
dalam satuan hari + ZdσdLT
(c) jika keduanya variabel maka
2 2 2
d L ROP DemandHarianRata rata LeadTimeRata rata Z LeadTimeRata rata d T σ σ = − × − × − × +
122

H. SISTEM PERIODE TETAP
Model persediaan yang dibahas pada makalah ini termasuk ke dalam kelompok
model yang disebut sistem periode tetap. Dalam arti, jumlah tetap yang sama
ditambahkan ke dalam persediaan setiap kali dilakukan pemesanan. Pemesanan sering
dipicu oleh terjadinya titik pemesanan yang bisa terjadi kapan saja. Pada sistem periode
tetap, persediaan dipesan di akhir periode tertentu. Setelah itu, baru persediaan yang ada
dihitung. Yang dipesan hanya sebesar jumlah yang diperlukan untuk menaikkan
persediaan sampai ke tingkat target tertentu. Gambar 8 mengilustrasikan konsep ini.
Keuntungan sistem periode tetap adalah bahwa tidak ada penghitungan fisik atas unit
yang dimasukkan ke persediaan setelah ada unit yang diambil—penghitungan hanya
terjadi bila tiba waktunya untuk pengulasan yang berikutnya). Prosedur ini juga secara
administratif lebih memudahkan, terutama bila pengendalian persediaan hanya
merupakan salah satu tugas karyawan. Sistem periode-tetap sesuai untuk perusahaan
yang secara rutin mengunjungi konsumen (dalam arti kunjungan dilakukan dengan interval
waktu yang tetap) untuk menerima pesanan baru atau untuk pembeli yang ingin
menggabungkan pesanannya agar biaya pemesanan dan pengangkutan bisa dikurangi
(dengan demikian, mereka akan mempunyai periode pengulasan yang sama untuk butir
persediaan yang serupa).
Kerugian diterapkannya sistem ini adalah bahwa karena tidak ada segunung
persediaan pada masa periode pengulasan, tidak mungkin bagi perusahaan untuk
mengalami kehabisan stok pada periode itu. Skenario ini mungkin terjadi bila suatu
pesanan dalam jumlah besar menarik tingkat persediaan ke bavvah sampai tingkat nol
segera setelah dilakukan pemesanan. Maka, harus dipertahankan tingkat persediaan
pengaman yang lebih besar (dibandingkan yang dianjurkan sistem jumlah tetap) agar
dapat melindungi perusahaan dari keadaan kehabisan stok selama waktu lowong antara
waktu pengulasan dengan lead time.

6. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian persediaan
2. Jelaskan model-model pendekatan dalam pengendalian persedian
3. Kebutuhan bahan baku PT”X” selama setahun 10.000 unit dengan harga Rp
30.000/unit biaya persediaan Rp 400.000. Biaya penyimpanan sebesar 33% per unit,
lead time selama 9 hari kerja diperhitungkan 300 hari. Saudara diminta untuk
menghitung:
a. Besarnya EOQ PT”X”
b. Pada tingkat persediaan berapa ROP harus diadakan kembali
c. Berapa kali dalam setahun PT”X” harus mengadakan pesanan kembali
d. Berapa interval waktu pemesanan kembali
4. Perusahaan pengalengan ikan tuna dalam setahun membutuhkan bahan baku
sebanyak 1.000 ton dengan harga Rp 1.500.000 perton biaya perpesanan Rp 50.000,
biaya penyimpanan 60%. Pembelian ikan hanya dari satu pemasok yang mampu
mensupply ikan 6 ton perhari sedangkan kapasitas untuk proses pengawetan perhari 4
ton. Oleh karena itu saudara diminta untuk menghitung berapa EOQ
5. Perusahaan perikanan ”AA” membutuhkan bahan baku sebesar 10.000 unit/tahun.
Bahan baku tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri, dimana hari kerja tahunan (HKT)
ditetapkan selama 250 hari dan kapasitas produksi 100 unit perhari. Biaya produksi
perunit Rp 50.000 biaya penyimpanan 20% perunit/tahun. Biaya penyiapan mesin (set
up cost) rata-rata Rp 35.000/siklus produksi dan memerlukan waktu penyimpanan
selama 1 hari, dimiminta hitunglah:
a. Besarnya EPQ
b. Berapa sebaiknya tingkat maksimum persediaan perusahaan “AA”
c. Berapa kali priode produksi yang dibutuhkan per EPQ
d. Berapa lama waktu perpriode produksi untuk EPQ

manajemen

MANAJEMEN ENERGI

   Pengertian Energi
Energi merupakan sumber daya yang digunakan oleh manusia untuk melakukan suatu kegiatan dengan tujuan tertentu. Dengan adanya energi yang terdapat di bumi ini manusia dapat mengolah dan memanfaatkanya untuk proses kehidupan. Energi yang paling utama disebut energi primer yaitu energi yang masih berupa sumber daya alam yang masish asli. Kemudian manusia dituntut untuk bisa mengolah energi primer tersebut dengan tekn ologi yang ada sehingga energi tersebut dapat digunakan.
Banyak sekali energi yang terdapat dibumi ini. Namun sumber daya manusia yang terbatas menyebabkan pengolahan energi tidak dapat maksimal. Selain itu pengetahuan manusia akan pemanfaatan energi juga masih kurang. Manusia cenderung hanya menggunakan dari pada memproduksi energi. Oleh karena itu pengetahuan mengenai manajemen energi sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan adanya pemahaman mengenai manajemen energi, maka energi dapat digunakan semaksimal mungkin dan sehemat mungkin.
B.   Latar Belakang Manajemen Energi
Manajemen energi adalah suatu penerapan ilmu manajemen di bidang energi untuk meningkatkan efektifitas pemakaian energi oleh manusia maupun oleh perusahaan industri. Selain itu manajemen industri juga mempelajari cara penggunaan suatu energi agar dapat seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan dari perseorangan maupun kegiatan dari perusahaan industri.
Manajemen energi dalam suatu industri sangat diperlukan sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing industri tersebut. Selain itu dengan adanya manajemen energi di industri dapat meningkatkan keuntungan baik dari sektor financial maupun sektor lingkungan. Dari sektor financial dengan penerapan ilmu manajemen energi maka dengan menggunakan energi seminimal mungkin untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Dari sektor lingkungan dengan penerapan manajemen energi dapat membantu memerangi global warming. Dengan sedikit mengkonsumsi energi berarti mengurangi polusi termal dan penggunaan air pendingin, yang intinya dapat meninngkatkan kualitas lingkungan. Sebagaimana yang kita tahu bahwa, sumber utama pembakaran bahan bakar fosil atau kegiatan manusia yang berkaitan dengan penggunaan energy dapat menimbulkan pemanasan global yang mengkhawatirkan masyrakat yang ada di bumi saat ini. Tanpa adanya manajemen energi dalam suatu perusahaan industri tidak dapat beroperasi dengan baik, cenderung merugi dan dapat merusak lingkungan sekitar.
Dalam sistem Manajemen energi dimulai dari sistem pengolahan energi hingga pemakaian energi tersebut. Dalam sistem pengolahan energi manusia harus bisa mengolah suatu energi primer menjadi bentuk energi lain tanpa harus mengorbankan energi lain, sehingga dari pengolahan tersebut dapat dihasilkan beberapa macam bentuk energi yang berdaya guna untuk manusia maupun untuk kepentingan industri. Dalam sistem pendistribusian energi juga harus dituntuk dengan manajemen energi, sehingga biaya yang diperlukan sedikit/ hemat dan energi yang didistribusikan utuh sampai ditempat tujuan.  Dalam pemanfaatan/ penggunaan energi ilmu manajemen energi dapat diterapakan supaya dalam penggunaan energi tidaka bnerlebihan dan dapat sminimal mungkin, sehingga diperoleh keuntungan yang besar. Selain itu upaya pengelolaan energi tersebut agar tidak mencemari/ merusak lingkungan sekitar.
C.   Prinsip Dasar Manajemen Industri
Prinsip-prinsip dasar manajemen energi adalah suatu hal yang sangat luas jangkauannya karena dengan prinsip-prinsip dasar ini akan sangat membantu dalam cara pendekatan terhadap problem yang akan dihadapi. Prinsip-prinsip dasar itu dapat mempersiapkan dasar untuk pendekatan yang rasional dan penjabaran yang lebih terperinci tentang energi yang dibutuhkan. Salah satunya adalah melihat data historis tentang pemakaian energi. Kadang-kadang terjadi variasi musiman atau perubahan pemakaian energi yang mendadak turun karena terjadi kerusakan mesin atau pemeliharaan mesin tetapi hal itu tidak diketahui. Dengan melihat kembali data-data historis dapat diketahui hal-hal ynag sebelumnya tidak jelas dan bahkan dapat memberikan saran untuk mengkombinasikan beberapa proses operasi yang dapat menghemat pemakaian bahan bakar. Dengan energi audit akan didapat data pemakaian energi yang terinci dari suatu proses atau mesin tertentu dan dapat terlihat pemakaian energi yang tidak efisien. Dengan meningkatnya pemeliharaan pada suatu perusahaan atau organisasi biasanya akan menghemat pemakaian bahan bakar. Peralatan baru yang lebih efisien dapat menggantikan peralatan lama yang kurang efisien yang tidak akan mengurangi kualitas produksinya bila dibandingkan dengan proses lama yang kurang efisien. Manajemen energi berusaha untuk memanfaatkan energi, mengurangi kehilangan dan menggunakan kembali proses yang tersisa yang telah dibuang dari suatu proses atau peralatan. Bahan yang ekonomis maksudnya menggunakan kembali bahan-bahan sisa, mengurangi sampah dan perencanaan bahan sisa, perencanaan produksi yang mempertimbangkan penggunaan kembali bagian yang terbuang.
Berikut prinsip-prinsip dasar manajemen energi :
1.    Perencanaan/ Planning.
Perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan dalam sistem manajemen energi. Perencanaan diikuti dengan berbagai kegiatan sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan yang telah direncanakan. Dalam hal manajemen energi perencanaan sangat penting karena merupakan hal dasar untuk pengolahan energi. Dalam sistem manajemen energi perencanaan menyangkut barbagai bidang mulai dari pengolahan energi primer, pemanfaatan energi, hingga pengelolaan energi tersebut. Sehingga energi dapat digunakan secara maksimal tanpa merugikan pihak-pihak yang bersangkutan.
2.    Pengorganisasian / Organizing.
Pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan dalam sistem manajemen energi. Dalam upaya pengaturan energi bertujuan untuk penghematan energi, karena dengan adanya pengaturan maka dapat diketahui energi yang dibutukan dan energi yang tidak dibutuhkan sehingga energi tidak terbuang sia-sia.
3.    Pengarahan / Directing.
Pengarahan adalah suatu kegiatan menata/ mengelola untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi energi. Dengan adanya pengarahan maka energi dapat dikelola dengan baik sehingga energi bermanfaat dengan sempurna.
4.    Pengendalian/ controlling.
Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk mengatur pemakaian energi yang ada. Dengan adanya pengendalian maka suatu dapat termonitoring dalam pemakainya. Bentuk pengendalian energi seperti pembatasan penggunaan energi tertentu, konversi energi, dll. Sehingga energi yang ada akan selalu terjaga kelestarianya.
D.   Penerapan Prinsip Dasar dalam Manajemen Enegi Listrik
Penerapan dalam manajemen energi listrik yaitu dengan melakukan audit energi listrik. Audit energi listrik merupakan satu usaha pengamatan yang dilakukan secara berkala atau rutin untuk memberikan informasi atau profil penggunaan energi listrik pada proses atau alat tertentu. Menurut Craig B Smith, 1981, dalam buku Energy Management Principle, mengartikan bahwa Audit energi adalah pngidentifikasian penggunaan energi pada proses dan alat atau mesin tertentu dengan fokus pada operasi yang tidak efisien.
Kegiatan audit energi listrik awal meliputi pengumpulan data energi bangunan dengan data yang tersedia dan tidak melakukan pengukuran. Kegiatan audit energi listrik awal yaitu merupakan dokumentasi bangunan, gambar teknik bangunan sesuai konstruksi yang terdiri dari :
·         Denah tampak potongan bangunan seluruh lantai.
·         Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.
·         Diagram garis tunggal listrik, lengkap dengan penjelasan penggunaan daya listrik dan besarnya penyambungan daya listrik PLN.
Selaian melakukan audit energi listrik penerapan energi listrik juga dapat dilakukan dengan cara melakukan penghematan energi listrik. Penghematan energi listrik dapat dilakukan di semua aspek bidang, mulai dari yang berskala kecil hingga yang berskala besar, sehingga dengan melakukan penghematan energi listrik maka secara otomastis akan memangkas kegiatan operasiobal dari sebuah industri.
E.   Contoh Penerapan Dalam Industri
1.    Peninjauan ulang sistem teknis dan perbaikan arsitektur bangunan.
Kebanyakan gedung-gedung besar menggunakan alat pendingin (AC) yang merupakan beban listrik paling besar. Salah satu beban pendinginan yang besar adalah sinar matahari yang langsung masuk ke dalam ruang, terutama antara jam 10 pagi sampai jam 15. Dengan memasang penghalang sinar matahari pada sisi timur dan barat di luar gedung pada sudut jam 10 dan jam 14, akan bisa sangat mengurangi secara drastis beban pendinginan. Dengan mengurangi alat pendingin maka beban listrik yang dikonsumsi akan berkurang. Selain itu Perambatan panas matahari melalui dinding dapat dikurangi dengan menambah isolator panas. Isolator panas yang cukup baik adalah udara. Udara dingin yang keluar atau udara panas yang masuk sama-sama memboroskan energi. Dengan melakukan peninjauan ke lapangan, ke setiap ruang, selalu akan dapat diperoleh beberapa lubang kebocoran udara dingin dengan udara panas yang harus segera ditutup.
2.    Perbaikan prosedur operasionil secara manual.
Beberapa prosedur operasional yang dapat dengan mudah dilaksanakan antara lain: mewajibkan kepada para pemakai gedung untuk selalu mematikan lampu atau AC jika sedang tidak ada orang, mematikan lampu yang dekat jendela kaca pada siang hari, tidak menyalakan pompa pada jam 18-23 karena harga listrik lebih mahal, selalu menutup pintu dan jendela yang memisahkan ruang berAC dengan yang tidak, selalu memeriksa lampu jalan dan lampu taman yang sering lupa untuk dimatikan pada siang hari. Prosedur operasional yang tampaknya sederhana ini ternyata dalam pelaksanaannya tidaklah semudah seperti yang dikatakan. Diperlukan petunjuk, teguran, pengawasan yang terus menerus dan melibatkan banyak orang, sampai menjadi suatu kebiasaan atau budaya hemat listrik.
3.    Perbaikan prosedur operasionil secara otomatis.
Cara seperti no 2 di atas masih mudah dan bisa dilaksanakan untuk gedung pendek atau pabrik kecil, dan akan menjadi sulit dilaksanakan untuk gedung 25 lantai atau pabrik lebih besar dari 5000m2. Untuk mengatasi kesulitan ini, telah tersedia banyak jenis sensor dan actuator untuk berbagai keperluan. Sensor level cahaya, sensor pintu sedang terbuka/tertutup, sensor keberadaan seseorang di dalam ruangan, pengatur waktu otomatis, dan lain sebagainya bisa dirangkai dan dikombinasikan untuk mencapai tujuan penghematan listrik. Konfigrasi jaringan sensor juga bisa direncanakan dengan seksama. Bahkan sekarang juga telah tersedia teknologi addressable sensor, actuator dan monitor. Setiap unit bisa diberi address, dan hubungan antar unit cukup dilihat sebagai antar address. Selama addressnya sama, dimanapun berada, selalu bisa saling berhubungan. Semua koneksi komunikasi dilakukan secara paralel dengan cukup menggunakan 2 kabel telepon biasa. Jika Ruang Rapat tersebut kosong dalam waktu 10 menit, maka semua yang berhubungan dengan address yang sama akan mati semua. Petugas jaga di ruang monitor mempunyai kuasa untuk mematikan semua yang berhubungan dengan adress tersebut. Semua dilakukan dengan cara yang sangat sederhana. Salah satu kelemahan sistem otomatisasi terletak pada SDM yang sering gaptek (gagap teknologi) program komputer, baik pada sisi operator maupun manajemen.
4.    Pemasangan alat penghemat listrik di seluruh instalasi.
Pada prinsipnya kebanyakan beban (peralatan yang memakai listrik), selalu bisa dihemat listriknya walau sedikit. Di sini diperlukan kejelian dan keahlian untuk menentukan memilih jenis beban dan alat yang sesuai untuk penghematan. Beban lampu pijar, lampu neon, pemanas, unit AC, motor, dan lain-lain, semuanya mempunyai alat penghemat yang spesifik/unik berdasarkan kinerja beban, schedul pemakaian beban. Dalam persoalan ini, yang lebih penting adalah multiplier effect dari penghematan yang kecil-kecil ini, yang sudah terbiasa dengan penghematan secara parsial. Berapa tingkat penghematan total yang bisa diperoleh untuk suatu instalasi, hanya bisa diestimasi berdasarkan statistik dari banyak program/ proyek yang pernah dilakukan. Perusahaan yang bergerak dalam bidang penghematan energi listrik mempunyai rahasia angka yang tidak bisa dibuka terhadap clientnya. Perusahaan Kontraktor Penghemat Biaya Listrik melakukan audit energi yang biasa dipakai, mencari peluang kemungkinan di mana saja bisa dilakukan penghematan, menghitung/estimasi besar penghematan, menjamin besar penghematan dalam persen, menghitung waktu pengembalian modal (payback period). Dengan cara ini, tingkat penghematan yang bisa dicapai antara 5-20%.
5.    Perbaikan kwalitas daya listrik.
Untuk mengoptimalkan energi listrik diantaranya dengan meningkatkan faktor daya atau disebut perbaikan faktor daya. Faktor daya yang buruk mengakibatkan konsumsi daya reaktif yang sangat besar. Pada industri, penggunaan daya reaktif ini akan dikenakan biaya jika faktor dayanya dibawah 0,85 sesuai standar yang telah ditetapkan PT. PLN (persero).fPenggunaan beban-beban reaktif dalam suatu sistem tenaga listrik akan mengakibatkan menurunnya faktor daya (cos  Untuk mengurangi bahkan menghilangkan biaya pemakaian kVAR tersebut dapat dilakukan melalui perbaikan faktor daya dengan pemasangan kapasitor dengan mengkompensasi beban-beban induktif. Kapasitor ini akan berfungsi sebagai sumber daya reaktif sehingga beban tidak lagi menyerap daya reaktif dari PLN.