SEJARAH ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL BUDI UTOMO
Pada
awal abad kedua puluh keadaan bangsa Indonesia sangat menyedihkan.
Kesempatan memasuki sekolah belum terbuka secara luas bagi rakyat. Hanya
mereka yang tergolong anak priyayi dapat diterima di sekolah. Baru pada
tahun 1901 diperdengarkan seruan raja belanda agar Pemerintah Hindia Belanda
mulai memperhatikan pendidikan orang Indonesia. Keadaan yang sangat
menyedihkan itu disadari juga oleh para pelajar jawa, yang pada waktu
itu sedang menjalani pendidikan di STOVIA.
Kemudian
timbullah hasrat untuk mendirikan suatu perhimpunan belajar yang
bertujuan mempercepat usaha kearah kemajauan rakyat. Kebetulan pada
akhir tahun 1907 dokter pensiunan Wahidin Sudirohusodo mengadakan
ceramah didepan semua pelajar STOVIA yang berisi anjuran untuk
mendirikan badan bantuan pendidikan atau Studiefons. Tujuannya iyalah
untuk menolong para pemuda Indonesia agar dapat menuntut pelajaran di
perguruan tinggi. Ceramah dokter wahidin itu mendapat sambutan baikdari
para pelajar.
Sehingga dibentuklah perkumpulan Budi
Utomo (Boedi Oetomo) adalah sebuah organisasi pergerakan nasional yang
paling berpengaruh di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tanggal
20 Mei 1908 oleh sejumlah mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen= Sekolah Pendidikan Dokter BimiPutra)
seperti Soetomo, Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan R.T Ario Tirtokusumo.
K.H.Dahlan dari Yogyakarta pun tidak ketinggalan aktif dalam perjuangan
Budi Utomo. Demikian berita
berdirinya perkumpulan Budi Utomo tersina dalam surat kabar, para
pelajar di Yogyakarta, magelang dan probolinggo segera mendirikan cabang
Budi Utomo di tempatnya masing-masing. Sebagai langkah lanjut
berdirinya Budi Utomo, maka tanggal 3,4 an 5 Oktober 1908 di Yogyakarta
diselenggarakan kongres budi utomo yang pertama. Sebagai tuan rumah,
penyelenggara kongrestersebut masyarakat Yogyakarta menyambut dengan
gembira. Para pelajar para priyayi di Yogyakarta aktif mengambil bagian
untik suksesnya kongres budi utomo.
Jalannya
kongres ini berbeda sekali dengan rapat pembentukan BO tanggal 20 Mei
1908 di gedung Stovia. Memang ini dapat dimengerti, karena rapat 20 mei
ini tertutup dan masih rahasia untuk umum, sedangkan rapat untuk bulan
oktober di Yogyakarta terbuka untuk umum, Verslag Konggres Budy Utama (
begitu Budi Utomo pada waktu itu ditulisnya dan di buat oleh Cabang
yogya serta ditanda tangani oleh "MNGD.Sewaya" sebagai Sekretarisnya).
Sehingga pada tanggal berdirinya Budi Utomo, 20 Mei, sampai sekarang
diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional kerena organisasi ini
dianggap sebagai organisasi kebangsaan yang pertama.
Berdirinya
Budi Utomo tak bisa lepas dari peran dr. Wahidin Sudirohusodo, walaupun
bukan pendiri Budi Utomo, namun beliaulah yang telah menginspirasi
Sutomo dan kawan-kawan untuk mendirikan organisasi pergerakan nasional
ini. Wahidin Sudirohusodo sendiri adalah seorang alumni STOVIA yang
sering berkeliling di kota-kota besar di Pulau Jawa untuk
mengkampanyekan gagasannya mengenai bantuan dana bagi pelajar-pelajar
pribumi berprestasi yang tidak mampu melanjutkan sekolah. Gagasan ini
akhirnya beliau kemukakan kepada pelajar-pelajar STOVIA di Jakarta, dan
ternyata mereka menyambut baik gagasan mengenai organisasi pendidikan
tersebut.
Pada
hari Minggu tanggal 20 Mei 1908, dihadapan beberapa mahasiswa STOVIA,
Sutomo mendeklarasikan berdirinya organisasi Budi Utomo. Tujuan yang
hendak dicapai dari pendirian organisasi Budi Utomo tersebut antara
lain:
- Memajukan pengajaran sesuai dengan apa yang di cita-citakan oleh Dr.Wahidin. sebagai usaha pertama yang akan dijalankan untuk mencapai kemajuan bangsa ialah memperluas pengajaran.
- Memajukan pertanian, peternakan dan perdagangan. Jadi sudah dipertimbangkan pula usaha pada bidang perekonomian.
- Memajukan teknik dan industri. Kemajuan di bidang ini juga sudah di cita-citakan Budi Utomo pada saat itu.
- Menghidupkan kembali kebudayaan. Masalah kebudayaan telah dipersoalkan di dalam konggres Budi Utomo ini.
Pada
tanggal 3-5 Oktober 1908, telah diadakannya kongresnya yang pertama di
Kota Yogyakarta. Hingga diadakannya kongres yang pertama ini, BU telah
memiliki tujuh cabang di beberapa kota, yakni Batavia, Bogor, Bandung,
Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo. Pada kongres di Yogyakarta
ini, diangkatlah Raden Adipati Tirtokoesoemo (mantan bupati
Karanganyar) sebagai presiden Budi Utomo yang pertama. Semenjak dipimpin
oleh Raden Adipati Tirtokoesoemo, banyak anggota baru BU yang bergabung
dari kalangan bangsawan dan pejabat kolonial, sehingga banyak anggota
muda yang memilih untuk menyingkir.
Pada
tanggal 9 September di Yogyakarta di selenggarakan rapat pengurus Besar
Budi Utomo. Dalam rapat itu Dr. Cipto Mangunkusumo mengajukan usul,
supaya budi utomo memperluas keanggotaannya dengan membuka pintu bagi
Indears"anak hindia", bagi semua orang yang lahir, hidup dan mati serta
dikubur di tanah hindia. Akibat usul tersebut timbul perdebatan sengit
antara dokter Cipto Mangunkusumo sebagai pemuka politik dan dokter
Rajiman Wedyodipuro (kelak Wedyodiningrat) sebagai pemuka kebudayaan.
Usul Dr. Cipto mandapat tantangan dari aliran tua yang dengan berbagai
mecam manolak alas an tersebut.
Pada
tahun 1911 pangeran Aryo Noto Dirojo dari istana paku alam tampil dan
terpilih menjadi katua Budi Utomo, menggantikan R.T. Tirtokusumo yang
meletakkan jabatan. Dibawah pimpinan baru ini kelihatan adanya kemajuan
dalam keanggotaan, meskipun belum seperti yang diharapkan oleh dokter
Cipto Mangunkusumo. Kaum pelajar mrmberikan kepercayaan kepada kaum
bangsawan untuk memimpin pergerakan, ini merupakan suatu kehormatan
besar bagi kaum bangsawan, sehingga sebagian besar bangsawan Surakarta
dan Yogyakarta menaruh simpati kepada Budi Utomo mampu mendirikan tiga
sekolah netral, satu di salad an yang dua lagi di Yogyakarta.
Dibawah
kepengurusan "generasi tua", kegiatan Budi Utomo yang awalnya terpusat
di bidang pendidikan, sosial, dan budaya, akhirnya mulai bergeser di
bidang politik. Strategi perjuangan BU juga ikut berubah dari yang
awalnya sangat menonjolkan sifat protonasionalisme menjadi lebih
kooperatif dengan pemerintah kolonial belanda.
Pada
tahun 1928, Budi Utomo masuk menjadi anggota PPPKI (Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia), suatu federasi
partai-partai politik Indonesia yang terbentuk atas prakarsa PNI
Sukarno.
Jika
dilihat dari keanggotaannya, Budi Utomo sebenarnya adalah sebuah
perkumpulan kedaerahan Jawa. Namun sejak konggres di Batavia tahun 1931,
keanggotaan Budi Utomo dibuka untuk semua orang Indonesia. Budi Utomo
juga membuktikan diri sebagai sebuah organisasi yang bersifat nasional
dengan cara bergabung di PBI (Persatuan Bangsa Indonesia). Penggabungan
inilah yang kemudian membentuk sebuah organisasi baru bernama PARINDRA
(Partai Indonesia Raya).
Meskipun
pada masanya Budi Utomo tidak memiliki pamor seterang
organisasi-organisasi pergerakan nasional. Namun BU tetap memiliki andil
yang besar dalam perjuangan pergerakan nasional karena telah menjadi
pelopor organisasi kebangsaan. Itulah mengapa hari kelahiran Budi Utomo,
pada tanggal 20 Mei diperingati setiap tahun sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar