Betapa mahalnya harga ketenangan
jiwa. Banyak yang mengorbankan apa saja untuk meraihnya. Namun, tak sedikit yang
salah arah. Lihat saja orang rela menghabiskan berjam-jam nongkrong di tempat
hiburan sembari minum minuman keras. Tak sedikit yang menghabiskan uang jutaan
untuk mengkonsumsi pil-pil penenang. Sementara, ketenangan yang diproleh cuma
sesaat. Itu pun sifatnya semu. Alih-alih ingin meraih ketenangan jiwa yang ada
malah kehancuran.
Berbagai persoalan sehari-hari bisa
menjadi pemicu stress. Apalagi di kehidupan yang serba cepat seperti sekarang
ini. Banyak hal yang membuat seseorang merasa tertekan, kecewa dan tegang.
Masalahnya tinggal pada intensitas. Bila stress itu terjadi terus menerus akan
menjadi distress yang berujung pada depresi. Pada tingkat ini penderita kerap
melakukan tindakan di luar akal sehat.
Faktanya, tak ada seorang pun
terbebas dari persoalan hidup. Itulah sunatullah yang berlaku di dunia.
Kekayaan, pangkat dan kedudukan takkan mampu menghalanginya.
Namun, Islam memberikan solusi
terhadap tekanan hidup itu agar jiwa tetap tenang. Tak ada istilah stress hagi
seorang mukmin. Soalnya, Islam telah memberikan solusi menghadapi tekanan
hidup, Berikut adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk meraih
ketenangan jiwa:
1. Membaca dan mendengarkan al-Quran
Suatu ketika seseorang datang kepada
Ibnu Mas’ud, salah seorang sahabat utama Rasulullah. Ia mengeluh, “Wahai Ibnu
Mas’ud, nasihatilah aku dan berilah obat bagi jiwaku yang gelisah ini.
Hari-hariku penuh dengan perasaan tak tenteram, jiwaku gelisah, dan pikiranku
kusut. Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak," kata orang tersebut.
Ibnu Mas’ud menjawab, ”Kalau
penyakit itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat.
Pertama, tempat orang membaca al-Quran. Engkau baca al-Quran atau engkau dengar
baik-baik orang yang membacanya. Kedua, engkau pergi ke majelis pengajian yang
mengingatkan hatimu kepada Allah. Ketiga, engkau cari waktu dan tempat yang
sunyi, di sana engkau berkhalwat mengabdi kepada Allah. Nasihat sahabat Nabi
itu segera dilaksanakan orang tersebut. Sesampainya di rumah, segera ia
berwudhu kemudian diambilnya Al-quran dan dibacanya dengan khusyuk. Selesai
membaca, ia segera dapati hatinya memperoleh ketenteraman, dan jiwanya pun
tenang. Pikirannya segar kembali, hidupnya terasa bergairah kembali. Padahal,
ia baru melaksanakan satu dari tiga nasihat yang disampaikan sahabat Rasulullah
saw tersebut.
2. Menyayangi orang miskin
Rasulullah memerintahkan kepada
muslim yang punya kelebihan harta untuk memberikan perhatian kepada orang
miskin. Ternyata, sikap dermawan itu bisa mendatangkan ketenangan jiwa.
Mengapa? Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa para malaikat selalu mendoakan
orang-orang dermawan:
“Setiap pagi hari dua malaikat
senantiasa mendampingi setiap orang. Salah satunya mengucapkan doa: Ya Allah!
Berikanlah balasan kepada orang yang berinfak. Dan malaikat yang kedua pun
berdoa: Ya Allah! Berikanlah kepada orang yang kikir itu kebinasaan."
Dari hadits tersebut dapat
disimpulkan bahwa orang yang dermawan itu memperoleh dua balasan. Pertama, ia
mendapatkan ganjaran atas apa yang diberikannya kepada orang lain. Kedua,
mendapatkan limpahan ketenangan jiwa dan belas kasihan dari Allah.
3. Melihat orang yang di bawah,
jangan lihat ke atas
Ketenangan jiwa akan diperoleh jika
kita senantiasa bersyukur atas segala pemberian Allah, meskipun tampak
sedikit. Rasa syukur itu akan muncul bila kita senantiasa melihat orang-orang
yang kondisinya lebih rendah dari kita, baik dalam hal materi, kesehatan, rupa,
pekerjaan dan pemikiran. Betapa banyak di dunia ini orang yang kurang
beruntung. Rasa syukur itu selain mendatangkan ketenangan jiwa, juga ganjaran
dari Allah.
4. Menjaga silaturahmi
Manusia adalah makhluk sosial.
Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan jalinan hubungan yang baik dengan
manusia lain. Berbagai kebutuhan hidup takkan mungin bisa diraih tanpa adanya
bantuan dari orang lain. Karenannya, di dalam hadits Rasulullah diperintahkan
untuk tetap menjalin silaturahmi, sekalipun terhadap orang yang melakukan
permusuhan, Rasulullah juga pernah bersabda bahwa silaturahmi dapat
memanjangkan umur dan mendatangkan rejeki. Hubungan yang baik di dalam
keluarga, maupun dengan tetangga akan menciptakan ketenangan, kedamaian dan
kemesraan. Hubungan yang baik itu juga akan sangat efektif untuk menanggulangi
berbagai persoalan yang berkembang di masyarakat.
5. Banyak mengucapkan la hawla wa
la quwwata illa billah.
Sumber ketenangan jiwa yang hakiki
bersumber dari Allah SWT. Karena itu hendaklah kita selalu menghadirkan Allah
SWT dalam segala situasi, baik dalam keadaan senang maupun susah. Keterikatan
yang kuat dengan Allah SWT akan membuat jiwa seseorang menjadi kuat, tak mudah
goncang dan diombang-ambingkan sesuatu. Sebab, bila kita lalai untuk mengingat
Allah, maka membuka peluang bagi setan untuk mempengaruhi pikiran kita.
6. Mengatakan yang haq
(benar) sekalipun pahit
Hidup ini harus dijaga agar
senantiasa berada di atas jalan kebenaran. Kebenaran harus diperjuangan.
Pelanggaran terhadap kebenaran akan mendatangkan kegelisahan. Ketenangan jiwa
akan tergapai bila kita tidak melanggar nilai-nilai kebenaran.
Sebaliknya, pelanggaran terhadap kebenaran akan berpengaruh terhadap ketenangan
jiwa. Lihat saja orang-orang kerap berbuat maksiat, kehidupannya diliputi
kegelisahan.
7. Tidak ambil peduli terhadap
celaan orang lain asalkan yang kita lakukan benar-benar karena Allah
Salah satu faktor yang membuat jiwa
seseorang tidak tenang adalah karena selalu mengikuti penilaian orang terhadap
dirinya. Terombang ambing oleh sikap dan gaya hidup orang kebanyakan. Sedangkan
seseorang akan memiliki pendirian yang kuat jika berpegang kepada prinsip-prinsip
yang datang dari Allah (al-Islam). Betapa melelahkannya hidup ini bila
segala hal yang ada di dunia ini kita ikuti.
8. Tidak mengemis kepada orang lain
"Tangan di atas (memberi) lebih
mulia dari tangan di bawah" adalah hadits rasulullah yang memotivasi
setiap mukmin untuk hidup mandiri. Tidak tergantung dan meminta-minta kepacla
orang lain. Sebab, orang, yang mandiri, jiwanya akan kuat dan sikapnya lebih
berani dalam menghadapi kehidupan. Sebaliknya, orang yang selalu meminta-minta
menggambarkan jiwa yang lemah. Hal ini tentu membuat batin tak
nyaman.
9. Menjauhi Utang
Dalam sebuah hadits Rasulullah
dengan tegas mengatakan: “Janganlah engkau jadikan dirimu ketakutan setelah
merasakan keamanan!” (Para sahabat) bertanya: Bagaimana bisa terjadi seperti
itu! Sabdanya: Karena utang.”
Begitulah kenyataanya. Orang yang
berutang akan senantiasa dihantui ketakutan, karena ia dikejar-kejar untuk
segera melunasinya. Inilah salah satu faktor yang membuat banyak orang
mengalami tekanan jiwa. Rasulullah juga mengatakan: “Hendaklah kamu jauhi
utang, karena utang itu menjadi beban pikiran di malam hari dan rasa rendah
diri di siang hari."
10. Selalu berpikir positf
Mengapa seseorang mudah stress?
Salah satu faktornya karena ia selalu diliputi pikiran-pikiran negatif. Selalu
mencela dan menyesali kekurangan diri. Padahal, setiap kita diberikan oleh
Allah berbagai kelebihan. Ubahlah pikiran negatif itu menjadi positif. Ubahlah
ungkapan keluh kesah yang membuat muka cemberut, badan lemas dan frustasi
dengan ungkapan senang. Ungkapan senang akan membuat ekspresi senyum dan jiwa
menjadi semangat kembali. Bukankah di balik kesulitan dan kegagalan ada hikmah
yang bisa jadi pelajaran? Dan bukankah dibalik kesulitan ada kemudahan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar